REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Rapid test Covid-19 di Pasar Baru Klandasan Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur hanya diikuti 105 dari 600 pedagang yang aktif berjualan di pasar itu.
“Memang banyak pedagang yang belum kembali berjualan setelah Idul Fitri,” kata Bambang dari Manajemen Pasar Baru di Balikpapan, Sabtu (8/8). Dinas Kesehatan Kota Balikpapan sendiri menargetkan bisa memeriksa hingga 250 orang dalam tes yang berlangsung mulia dari pagi hingga siang tersebut.
Rapid test ini digelar menyusul meninggalnya seorang pedagang di pasar yang kini berada di bawah Ocean Mall tersebut. Pedagang itu meninggal pada Jumat 7/8 lalu.
Sebab itu juga banyak pedagang yang memilih menutup kios atau tokonya untuk sementara. “Sebab sepi juga mas kalau jualan. Orang mungkin takut sementara ke sini,” kata seorang pedagang.
Di sisi lain, masih ditemukan pedagang dan pembeli yang tidak taat protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Mereka didapati tidak mengenakan masker.
“Sudah kami ingatkan agar pakai masker, rajin cuci tangan, jaga jarak. Nah ada kejadian meninggal sekarang, pasarnya jadi sepi, pedagang juga yang rugi,” kata seorang petugas.
Di sisi lain, menurut Bambang, pedagang yang meninggal tersebut sebenarnya sudah tidak berjualan selama sebulan terakhir. Itu pun yang dikenal sebagai pedagang di Pasar Baru adalah istrinya karena lapak tahu-tempe miliknya ditunggui istrinya tersebut.
“Jadi maklum juga kalau banyak orang di lingkungan pasar ini tidak tahu yang mana orangnya yang disebutkan pedagang di Pasar Baru ini, kena COVID-19 lalu meninggal,” jelas Bambang.
Dalam urutan kejadiannya, justru si istri yang pertama sakit dan dirawat di rumah sakit. Si istri dikabarkan hanya harus dirawat dan bukan menderita Covid-19. Suaminya pun tutup berjualan untuk menunggui istrinya tersebut.
“Eh yang meninggal malah suaminya itu,” demikian Bambang.