Jumat 07 Aug 2020 23:27 WIB

Pasar Timbul Tomang Sempat Mati Listrik Sebelum Kebakaran

Tidak sampai 15 menit api sudah merambat.

Garis polisi terpasang di lokasi kebakaran di Pasar Timbul, Tomang, Jakarta, Jumat (7/8). Kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik itu menyebabkan seluruh area pasar dan beberapa ruko sekitar hangus terbakar dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Garis polisi terpasang di lokasi kebakaran di Pasar Timbul, Tomang, Jakarta, Jumat (7/8). Kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik itu menyebabkan seluruh area pasar dan beberapa ruko sekitar hangus terbakar dan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pasar Timbul Tomang Tinggi, Grogol Petamburan, Jakarta Barat sempat mati listrik selama 30 menit sebelum kebakaran terjadi pada Jumat dini hari.

Ketua RT09/07 Tomang, Cahyaman memaparkan, usai mati listrik dan kembali menyala, terlihat percikan api di sebuah kabel dekat kios Pasar Timbul Tomang Tinggi. "Tidak sampai 15 menit api sudah merambat dan menghanguskan tiga kios," ujarnya, Jumat (7/8).

Segera setelah itu, warga sibuk memadamkan api dan mengeluarkan barang mudah meledak seperti elpiji.

Tak hanya itu, warga juga mencoba menyelamatkan orang yang terjebak di dalam rumah, saat api merambat. "Ada satu warga yang tinggal di ruko tidak mendengar teriakan warga. Akhirnya ada warga yang masuk-masuk buat menyelamatkan yang lagi tidur di dalam," kata dia.

Cahyaman mengatakan seluruh kawasan pasar terbakar hanya dalam waktu 30 menit, lantaran banyak lapak darurat di sekitar pasar yang sedang dibangun, terbuat dari bahan semi permanen. Sedangkan api tidak menyasar bangunan utama Pasar Timbul Tomang Tinggi yang masih dalam pembangunan sejak 2014, kata Cahyaman.

Sementara, salah seorang pedagang yang menjadi korban kebakaran, Mayulis, hanya bisa pasrah saat tiga kiosnya ludes dilalap si jago merah. Pedagang alat tulis dan sembako tersebut tak hanya kehilangan seluruh dagangannya. Seluruh surat kepemilikan kios, ijazah anaknya, hingga surat berharga lainnya yang disimpannya di sana, terbakar. "Saya memang biasa taruh barang-barang di kios agar kalau tiba-tiba diperlukan tidak bolak-balik ke rumah. Tapi semua ludes terbakar," ujar Mayulis.

Mayulis merugi sekitar Rp70 juta akibat kebakaran tersebut dan berharap para pedagang seperti dirinya tidak dipersulit untuk mengurus kepemilikan tiga kios miliknya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement