REPUBLIKA.CO.ID, Belakangan tengah viral soal cerita adanya calon taruna putri (taruni) gagal diberangkatkan mengikuti tes akademi kepolisian (Akpol) di tingkat pusat karena terkonfirmasi positif Covid-19. Informasi tersebut diunggah ke media sosial oleh akun Twitter bernama @siap_abangjagoo.
Akun tersebut mengaku sebagai calon taruni Akpol peringkat satu di Kepulauan Riau (Kepri). Namun, dirinya gagal melanjutkan pendidikan karena dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Yang bersangkutan lalu mengklaim telah menjalani tes usap secara mandiri dan hasilnya adalah negatif Covid-19.
Sang pemilik akun @siap_abangjagoo juga melampirkan bukti-bukti berupa foto hasil tes cepat dan swab dan foto rontgen paru yang kesemuanya menunjukkan negatif Covid-19. Saat dirinya bersiap menjelang keberangkatan ke Jakarta pada 31 Juli, pihak Polda Kepri mendatangi rumahnya dan mengabarkan bahwa dirinya positif Covid-19, sehingga dirinya gugur meski menjadi lulusan terbaik.
Pernyataan calon taruni itu berbeda dengan penjelasan Kepolisian Daerah (Polda) Kepri hari ini. Polda Kepri menegaskan, dua calon taruni tidak diberangkatkan ke Jakarta karena memang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Yang tidak diberangkatkan itu ada dua (orang) karena terkonfirmasi positif Covid-19," ujar Kabid Humas Polda Kepulauan Riau Kombes Harry Goldenhardt saat dihubungi wartawan dari Jakarta, Jumat (7/8).
Harry menjelaskan kronologi terkait gagalnya para kandidat tersebut. Mereka awalnya mengikuti tes penerimaan Akpol tingkat daerah dan kemudian dinyatakan lulus terpilih untuk mengikuti tes di tingkat pusat.
Sebelum diberangkatkan, keduanya mengikuti tes usap di lembaga yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Harry mengatakan, lembaga tersebut merupakan lembaga resmi dengan laboratorium yang telah terstandardisasi dan digunakan oleh Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19.
"Tiga hari sebelum mereka diberangkatkan, begitu dinyatakan lulus terpilih dari sidang lulusan akhir, ya langsung dites swab hari itu juga. Dua hari setelah itu hasilnya baru keluar dari lembaga yang melakukan tes," kata Harry.
Lantaran hasil tes usap terkonfirmasi positif Covid-19, maka keduanya gagal diberangkatkan mengikuti tes penerimaan Akpol di tingkat pusat. Lebih lanjut, Harry membenarkan bahwa calon taruni yang gagal tersebut peringkat satu. Namun, dia mengatakan bahwa kasus calon taruna/taruni peringkat satu yang gagal berangkat mengikuti tes Akpol di tingkat pusat tidak hanya terjadi di Polda Kepulauan Riau.
"Silakan dicek ke Polda-Polda lain seperti Aceh, Kalimantan Timur. Di Kalimantan Timur itu ranking satu terpaksa tidak diberangkatkan karena terkonfirmasi positif Covid-19. Bisa cek di Gorontalo, Polda Metro Jaya, Aceh, Sumatera Utara, terjadi juga hal seperti ini," kata Harry.
Dalam kesempatan itu, Harry mengimbau kepada para calon taruna/taruni yang gagal untuk berjiwa besar dan kembali mengikuti tes penerimaan Akpol pada tahun depan. Dia pun menegaskan, bahwa tidak ada niatan dari Polda Kepri untuk menggagalkan para calon taruna/taruni tersebut secara sepihak.
"Terus terang, tidak ada niatan Polda Kepri untuk menggagalkan calon yang sudah lulus terpilih. Kita sudah transparan setiap item tes, kita umumkan di media setiap item tes, diawasi juga oleh LSM. Masak di ujung-ujung kita mau gagalkan secara sepihak, tidak lah," kata Harry.
“Menghalalkan Segala Cara.”
[SEBUAH THREAD]
hati-hati emosi yaa bacanya!🤡🔥
Jadi, kemarin itu aku daftar ikut seleksi Akpol, masih seleksi daerah sih. Tapi, Alhamdulillah aku ranking 1 se-provinsi, udah sampai sidang akhir, terus berhak untuk melanjutkan tes ke tingkat pusat. pic.twitter.com/bigEIgf63M
— siap abang jagooo (@siap_abangjagoo) August 6, 2020
Wakil Gubernur Akademi Kepolisian (Akpol) RI Brigadir Jenderal PolisiAgus Salim mengatakan bahwa calon taruna maupun taruni yang diterima untuk menempuh pendidikan harus memenuhi unsur sehat jasmani dan rohani.
"Catar (calon taruna) yang kita terima tentunya dalam keadaan sehat jasmani dan rohani," ujar Agus saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat.
Agus mengatakan pihak yang berkompeten untuk memberikan penjelasan terkait tereliminasinya calon taruna tersebut adalah ketua panitia daerah penerimaan calon taruna/teruni Akpol Batam, dalam hal ini Kapolda Kepulauan Riau.
"Kalau kami di Akpol hanya menerima catar yang sudah lulus panpus (panitia pusat) untuk dididik di Akpol," ujar Agus.
Kendati demikian, Agus tetap memberikan semangat kepada calon taruna/taruni yang telah memenuhi syarat namun gagal menempuh pendidikan di Akpol pada tahun ini. Dia menyarankan agar mereka berkonsultasi dengan panitia daerah setempat untuk meminta prioritas pada pelaksanaan penerimaan calon taruna/taruni Akpol tahun depan.
"Untuk catar yang sudah penuhi syarat dan tidak diberangkatkan ke Akpol jangan patah semangat, konsultasikan dengan panda (panitia daerah) setempat dan minta prioritas untuk tahun depan, karena sesungguhnya kegagalan adalah sukses yang tertunda," ucap Agus.