Jumat 07 Aug 2020 17:43 WIB

Model Pembiayaan Non Ursury Antar Agus Sabet Gelar Doktor

Agus membawa konsep Rahmatan Lil'Alamin.

Ilustrasi Toga
Foto: IST
Ilustrasi Toga

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Direktur Utama Bank Kalsel, Agus Syabarrudin semringah usai meraih gelar Doktor setelah dinyatakan lulus dalam Ujian Akhir Disertasi Program Doktor Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang digelar di Ruang Seminar Lantai 2, Gedung Program Pasca Sarjana ULM, Banjarmasin. Agus mempertahankan disertasinya yang berjudul 'Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Melalui Model Pembiayaan Pada Lingkungan Kumuh di Kota Banjarmasin'

Atas hal tersebut, Agus Syabarrudin dinyatakan lulus dengan predikat Cum Laude dengan IPK 3,98 dan berhak untuk menyandang gelar Doktor sekaligus menjadikannya sebagai Dirut Bank Kalsel pertama yang memperoleh titel tersebut.

"Kalimantan Selatan dengan menyentuh angka 14,66%. Banjarmasin juga menunjukkan angka perkembangan pembiayaan/kredit tertinggi di Kalsel dengan mendominasi 34,96%. Namun begitu, skema pembiayaan/kredit yang terimplementasikan belum menyentuh semua lapisan masyarakat di Banjarmasin," kata dia, Jumat (7/8).

photo
Agus Syabarrudin. - (Dok. Pri)

Hal inilah yang kemudian menarik perhatian Agus untuk meneliti dan mengidentifikasi lebih lanjut serta memberikan suatu model pembiayaan baru dalam mendukung pemberdayaan masyarakat miskin di kota Banjarmasin.

Sebagaimana rencana perwujudannya, Agus membawa Model Pembiayaan Non Ursury (Rahmatan Lil'Alamin) yang diyakini dapat mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat, dengan mengedepankan konsep komersial kemitraan dan charity. Selanjutnya, model tersebut diterjemahkan menjadi RLAFM1 (Rahmatan Lil'Alamin Financing Model 1) yakni pembiayaan komersial dengan kemitraan, dan RLAFM2 (Rahmatan Lil'Alamin Financing Model 2) yakni pembiayaan dengan charity. 

"Model ini tentunya dapat bermanfaat bagi para pemangku kepentingan dan para praktisi lembaga keuangan untuk dapat diaplikasikan dalam rangka upaya mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya pada Goals 1 (No Poverty) yakni upaya memberantas kemiskinan-no one left behind," klaim Agus.

Melalui disertasi ini, Agus merekomendasikan beberapa hal dalam mendukung kepentingan pembangunan berkelanjutan ekonomi masyarakat, antara lain; pertama, perlunya edukasi yang intensif kepada masyarakat dalam memberikan pemahaman terkait tujuan finansial ekonomi rumah tangga, mengubah sikap konsumerisme, dan meningkatkan keterampilan berwirausaha.

"Kedua, perlu adanya ketegasan dan solusi dari pemangku kebijakan terhadap pemukiman kumuh ilegal. Ketiga, perbaikan kinerja layanan oleh institusi keuangan maupun perbaikan regulasi oleh pemangku kebijakan dalam mendukung inklusi keuangan," ujar dia.

Keempat, lanjut Agus, menerapkan strategi pembiayaan ekonomi rumah tangga guna meningkatkan keberdayaan rumah tangga yakni Non Ursury (bukan riba) melalui aspek kesetaraan dengan pola komersial kemitraan.

Agus Syabarrudin menuturkan, ia sangat bersyukur bisa menyelesaikan Program Doktoral di tengah suasana pandemi dan kesibukan yang tinggi sembari menjabat sebagai Direktur Utama Bank Kalsel.

"Saya bersyukur meski kita saat ini berada di situasi pandemi serta tingginya intensitas kerja yang dilakukan, namun tetap diberi kemudahan untuk menyelesaikan Program Doktor di Fakultas Pertanian ULM. Saya berterima kasih kepada para promotor dan penguji yang memberikan bimbingan dan arahan sehingga proses ini bisa berjalan dengan baik, serta seluruh civitas akademika Universitas Lambung Mangkurat," kata dia.

Agus mengungkapkan harapannya agar gelar doktor yang Ia raih juga bisa membuat Bank Kalsel melaju dan terus berkembang terutama dalam berperan untuk pemberdayaan masyarakat di Kalsel.

"Saat ini masa jabatan saya baru berjalan 1 tahun, saya berharap gelar ini bisa mendorong saya dan perusahaan untuk bergerak lebih cepat. Sehingga, Bank Kalsel bisa bertransformasi menjadi Bank umum yang kuat, kompetitif dan memberikan kontribusi kepada perekonomian Kalimantan Selatan,” kata dia.

Ia berharap Implikasi praktis yang dihasilkan oleh disertasinya bisa menjadi saran dan masukan bersama bagi pemerintah daerah dan Bank Kalsel selaku lembaga keuangan. Meski penelitian ini hanya dilakukan di Banjarmasin, diharapkan bisa menjadi salah satu referensi dalam pengembangan program ekonomi di Kalimantan Selatan. Khususnya, setelah adaptasi kebiasaan baru, di tahun 2021, atau hingga beberapa tahun kedepan. 

Menurut dia, peningkatan keterampilan berwirausaha dan penetapan regulasi yang mendukung inklusi keuangan sangat penting bagi pondasi perekonomian di Kalimantan Selatan.

"Bank Kalsel siap menjadi motor perekonomian Kalimantan Selatan, bahkan bukan tidak mungkin untuk skala yang lebih besar," kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement