REPUBLIKA.CO.ID, MUKOMUKO -- Sekitar 15 hektare tanaman padi yang berumur sebulan di Desa Tirta Mulya, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terserang ulat penggulung daun. Namun, serangan ulat itu tidak sampai merusak hamparan padi.
Belasan hektare tanaman padi berumur sebulan yang terserang ulat penggulung daun tersebut milik Kelompok Tani Ngupayo Desa Tirta Mulya, Kabupaten Mukomuko. Anggota Kelompok Tani Ngupoyo Desa Tirta Mulya, Purwanto, mengatakan, kelompok taninya secara swadaya mengatasi ulat penggulung daun yang merusak tanaman padi tersebut.
"Kami tidak mengusulkan permohonan bantuan insektisida dari kelompok ke dinas. Kami mengatasinya sendiri secara swadaya. Selama ini pun seperti itu," kata Purwanto.
Serangan ulat penggulung daun sudah berlangsung sepekan terakhir. Kelompok Tani Ngupoyo menggunakan insektisida untuk mengatasi ulat penggulung daun padi di lahan mereka.
"Sejak beberapa hari ini kami melakukan menyemprotkan cairan insektisida ke tanaman padi yang terserang ulat penggulung daun secara bertahap," ujar Purwanto.
Ia yakin tanaman padi di lahan 15 hektare yang telah terserang ulat penggulang daun ini tidak sampai gagal panen atau puso. Karena yang terserang hanya bagian daun padi.
Kendati demikian, kata dia, serangan ulat penggulung daun ini menganggu pertumbuhan tanaman padi. Seharusnya daun menjadi segar bisa berkembang dan bertambah tetapi jadi lama tumbuh.
Menurut dia, daun tanaman padi yang telah terserang ulat penggulung daun tersebut langsung rusak. Akan tetapi, akan tumbuh kembali daun tanaman padi yang baru.
Petani di sana tidak terlalu khawatir tanaman padi terserang ulat penggulung daun karena gampang dalam penanganannya. "Petani lebih khawatir apabila tanaman padi terserang hama wereng," kata Purwanto.