REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Tri Bagus Sasmito mengungkapkan, ada 154 dari 900-an objek wisata yang kembali dibuka, setelah sempat lumpuh akibat wabah Covid-19. Objek wisata yang dibuka tersebut telah menerapkan protokol pencegahan penularan Covid-19.
"Data per 28 Juli kemarin, jadi ada 154 (objek wisata yang dibuka) dari 900-an destinasi. Artinya memang baru di tahap 20 persen lah ya, kurang dari 20 persen yg siap dibuka," ujar Bagus dikonfirmasi Rabu (5/8).
Bagus mengakui, masyarakat masih dihantui kekhawatiran akan penularan Covid-19, sehingga lebih selektif memilih destinasi wisata yang akan dikunjungi. Namun seiring dibukanya kembali tempat-tempat wisata, telah menghidupkan kembali minat wisatawan, utamanya wisatawan lokal untuk berkunjung. Sehingga perlahan-lahan ekonomi di sektor pariwisata mulai bergeliat.
"Cuma belum bisa dikatakan kembali pulih. Dari data sudah lihat baru 20 persen," ujar Bagus.
Bagus mengungkapkan, beberapa destinasi wisata yang telah dibuka. Di antaranya wisataalam, wisata buatan, dan wisata bahari. Sejauh ini, kata dia, yang paling banyak diminati adalah wisata alam dan buatan. Sedangkan untuk atraksi wisata gelaran budaya belum dibuka, karena dikhawatirkan menimbulkan kerumunan.
"Intinya pengumpulan masa banyak belum. Masih simulasi, kami tidak ingin kecolongan kalau tidak taat risikonya besar. Sampai situasi nanti benar-benar aman," ujar Bagus.
Bagus berharap, masyarakat bisa taat mematuhi protokol kesehatan supaya bisa berwisata secara aman, sehat, dan bahagia. Bagus mengaku, pihaknya terus berupaya menjalin kerja sama dengan asosiasi dan pelaku usaha, guna mencari formula-formula yang bisa dikolaborasikan dalam upaya menumbuhkan kembali sektor pariwisata.
"Tidak semudah membalikan tepapak tangan tapi tidak ada yg tidak bisa kalau kita kerja sama," ujar Bagus.
Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat, kunjungan Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang datang ke wilayah setempat melalui pintu masuk Bandara Juanda pada Juni 2020 mengalami kenaikkan sebesar 708,33 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 12 kunjungan menjadi 97 kunjungan. Dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, jumlah Wisman yang datang ke Jatim mengalami penurunan sebesar 99,57 persen, yaitu dari 22.485 kunjungan.
"Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terdampak langsung dan paling terpukul saat pandemi Covid-19. Adanya larangan orang asing masuk Wilayah Indonesia, yang diterapkan mulai awal April 2020, sangat memengaruhi jumlah kunjungan Wisman ke Indonesia, dan khususnya ke Jawa Timur," kata Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan.
Dadang melanjutkan, pada Januari-Juni 2020, jumlah Wisman yang masuk Jawa Timur hanya 34.651 kunjungan, dan merupakan yang terendah dalam 5 tahun terakhir. Meskipun terdapat peningkatan jumlah kunjungan Wisman dibandingkan Mei 2020, jumlah kunjungan tersebut masih jauh dari kondisi normal.
"Ke depan, ketika kondisi sudah normal, dengan tatanan yang baru, tentunya diperlukan upaya yang cukup berat untuk memulihkan kondisi pariwisata, khususnya kunjungan Wisman ke Jawa Timur," ujar Dadang.