REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, perlunya inovasi dan terobosan baru dalam proses penyelenggaran pilkada serentak yang akan digelar pada Desember nanti. Sebab, penyelenggaraan pilkada akan digelar di tengah masa pandemi covid-19.
Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas persiapan pelaksanaan pilkada serentak di Istana Merdeka, Rabu (5/8). “Tentu saja ini juga menjadi momentum yang baru untuk menampilkan cara-cara berpilkada dengan cara baru, inovasi baru, dalam berdemokrasi di masa pandemi. Baik itu dari sisi penyelenggara maupun dari sisi peserta,” ujar Jokowi.
Dikatakan Jokowi, penyelenggaraan pilkada harus mengutamakan keselamatan dan keamanan seluruh pihak yang terlibat baik petugas, peserta, dan juga pemilih. Sehingga, tak menimbulkan adanya cluster baru dari covid-19.
“Yang menjadi tekanan utama bahwa pilkada 2020 ini harus semakin berkualitas dan juga aman covid sehingga aspek kesehatan, aspek keselamatan petugas, peserta, dan tentu juga pemilih harus menjadi prioritas,” ucapnya.
Agar terhindar dari covid, maka protokol kesehatan harus diterapkan dengan ketat di setiap tahapan pilkada nanti. Jokowi menyebut, penyelenggaraan pilkada di tengah pandemi juga dilakukan oleh negara lainnya seperti Singapura, Jerman, Prancis, dan juga Korea Selatan.
“Yang paling penting kita juga harus bisa meyakinkan pemilih bahwa KPU juga pemerintah sangat concern terhadap kesehatan dan keselamatan dari covid,” tambah Jokowi.
Presiden pun berharap, dengan langkah-langkah antisipasi yang ketat untuk menghindari potensi tertularnya covid-19, tingkat partisipasi pemilih tetap tinggi. Selain itu, penyelenggaraan pilkada serentak juga harus digelar berdasarkan prinsip Luber Jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil).
Dalam rapat terbatas ini, Presiden juga meminta agar mempersiapkan antisipasi kerawanan dan keamanan selama tahapan pilkada serentak berlangsung. Pilkada serentak 2020 ini akan digelar di 270 daerah.