Selasa 04 Aug 2020 23:47 WIB

Wabup Jember: Jangan Gunakan Isu Agama untuk Politik Pilkada

Organisasi keagamaan di Kabupaten Jember sangat guyub.

Wabup Jember: Jangan Gunakan Isu Agama untuk Politik Pilkada (ilustrasi).
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Wabup Jember: Jangan Gunakan Isu Agama untuk Politik Pilkada (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JEMBER -- Wakil Bupati Jember AMuqit Arief mengingatkan semua pihak agar tidak menggunakan isu agama untuk kepentingan politik menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 yang akan digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur.

"Jangan sampai ada pihak-pihak yang mengatasnamakan agama untuk kepentingan politik dan dilarang keras isu agama untuk kepentingan politik," katanya saat menerima kunjungan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Jawa Timur di Kantor Pemerintahan Kabupaten Jember, Selasa (4/8).

Untuk itu, lanjut dia, FKUB diharapkan mempunyai andil yang cukup besar untuk menjaga kerukunan antarumat beragama di Kabupaten Jember.

"Forum itu diharapkan dapat melakukan koordinasi dengan semua pihak dan meletakkan kerukunan di atas segala-galanya, sehingga tidak ada isu agama yang dijadikan komoditas politik dalam Pilkada Jember," tuturnya.

Ia menjelaskan organisasi keagamaan di Kabupaten Jember sangat guyub, sehingga konflik yang terjadi mampu diselesaikan secara bersama-sama tanpa ada benturan antarlembaga. "Saya berharap keakraban itu jangan hanya di tingkat tokohnya saja, tetapi juga ditularkan kepada masyarakat dan anak didik," katanya.

Ketua FKUB Provinsi Jawa Timur Hamid Syarif mengatakan agama jangan dijadikan komoditas politik dalam pilkada karena dikhawatirkan dapat berpengaruh terhadap pengikutnya. "Saya berharap tokoh masing-masing agama untuk melakukan sosialisasi upaya menjaga perdamaian, kerukunan, dan kemanusiaan selama momentum pilkada di Jember," katanya.

Ia mengatakan perhelatan pesta demokrasi lima tahunan itu diharapkan akan aman karena ada keterkaitan antara kehidupan beragama dengan aktivitas politik seperti pilkada. "Yang terpenting adalah kerukunan antarumat beragama karena pilkada merupakan agenda politik yang rutin dilaksanakan sebagai wujud demokrasi, sehingga jangan sampai isu agama dijadikan komoditas politik," ujarnya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement