Selasa 04 Aug 2020 14:18 WIB

Siasati Perubahan Iklim, Petani Diminta Rekayasa Komoditas

Pemahaman tentang iklim dan cuaca dinilai penting agar petani tak salah tanam.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Fuji Pratiwi
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak petani untuk menyiasati perubahan iklim melalui rekayasa komoditas.
Foto: Dok. Bmkg
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak petani untuk menyiasati perubahan iklim melalui rekayasa komoditas.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengajak petani untuk menyiasati perubahan iklim melalui rekayasa komoditas. Yaitu, menyesuaikan jenis bibit komoditas, serta pola dan waktu tanam dengan kondisi cuaca dan iklim guna menghindari gagal panen.

"Petani perlu jeli memerhatikan cuaca dan musim. Pilih tanaman yang cocok dengan musim tersebut. Jangan paksakan tanam padi yang membutuhkan banyak air pada saat musim kemarau," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, saat membuka Sekolah Lapang Iklim (SLI) di Desa Jogoyasan, Kecamatan, Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Selasa (4/8).

Baca Juga

Dwikorita mengatakan, petani perlu mencari alternatif komoditas setiap kali pergantian musim agar diperoleh harga jual yang baik. Maka dari itu, kata dia, BMKG menyelenggarakan SLI agar petani bisa memanfaatkan informasi dan prakiraan cuaca dengan baik. Pasalnya, pranata mangsa yang selama ini kerap dijadikan acuan petani seringkali meleset akibat perubahan iklim. 

"Pentingnya memahami cuaca dan iklim itu agar para petani dan penyuluh pertanian bisa memilih waktu tanam, jenis, dan pola tanaman yang tepat. Agar produksi panen lebih tahan dan lebih tangguh terhadap fenomena cuaca dan iklim yang akhir-akhir ini semakin tidak terduga," ujarnya.

Kegiatan SLI diharapkan bisa membuat petani dan penyuluh pertanian mandiri dalam memahami cuaca dan iklim, termasuk bagaimana menghadapi kekeringan.

Dwikorita menyebut informasi prediksi dan prakiraan cuaca serta peringatan dini cuaca ekstrem dapat diterima langsung melalui aplikasi Info BMKG. Para petani dan penyuluh pertanian dapat memanfaatkan informasi tersebut untuk mengantisipasi dan meminimalkan kerugian akibat salah tanam.

Dwikorita berharap petani dan penyuluh pertanian dapat memaksimalkan teknologi digital dalam mengantisipasi perubahan iklim terhadap kelangsungan pertanian. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement