REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengajak semua masyarakat untuk menjadi relawan vaksin Covid-19. Karena, hingga saat ini masih dibutuhkan banyak relawan. Saat ini, yang sudah mendaftar menjadi relawan vaksin sekitar 500 orang. "Jadi, kami masih butuh 1.100 orang lagi. Kami mengimbau kepada yang usianya cukup. Yakni, minimal 20 sampai 59 tahun untuk mendaftar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil kepada wartawan saat Konferensi Pers, Senin (3/8).
Menurut Emil, uji klinis vaksin ini memang masih panjang perjalanannya. Karena, vaksin ini akan berlangsung sampai akhir tahun. "Kalau lancar, awal Januari 2021 akan melakukan pemberian vaksin ke seluruh rakyat Jabar," katanya.
Emil mengatakan, sebagai pimpinan sedang merumuskan kalau tidak ada halangan, maka dirinya dan semua unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkompinda) pun akan menjadi relawan untuk pengetesan vaksin. "Kalau pimpinannya ikut, maka masyarakatnya pun insya allah akan meyakini proses vaksin berjalan lancar,"katanya.
Menurutnya, sambil menunggu enam bulan lagi tiba, maka ia berharap masyarakat bisa terus disiplin memakai masker. Hal itu, merupakan satu-satunya cara untuk mengurangi penyebaran."Kita doakan proses vaksin ini lancar," katanya.
Sebelumnya, Komite Etik Penelitian Universitas memberikan persetujuan terkait pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 tahap 3. Tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad mulai membuka pendaftaran peserta terhitung mulai Senin (27/7). “Benar, (Komite Etik) sudah (menyetujui),” ujar Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dalam siaran pers Humas Unpad, Selasa (28/7).
Prof Kusnandi mengatakan, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi calon peserta uji klinis. Pertama, calon peserta merupakan orang dewasa berusia antara 18 – 59 tahun yang dinyatakan sehat, serta senantiasa mematuhi protokol kesehatan dan melakukan pembatasan fisik maupun sosial selama wabah pandemi Covid-19 berlangsung. Calon peserta juga dinyatakan tidak memiliki riwayat terinfeksi Corona.“Calon peserta akan dilakukan tes terhadap apus tenggorokan (swab test) dan rapid test untuk mengetahui apakah ada kemungkinan sedang atau pernah terinfeksi Covid-19,” katanya.
Peserta akan mendapatkan tes swab maupun tes rapid secara cuma-cuma. Nantinya, sehat tidaknya kondisi calon peserta dibuktikan dengan tidak mengalami penyakit ringan, sedang, atau berat, tidak memiliki riwayat penyakit asma dan alergi terhadap vaksin, hingga tidak memiliki kelainan atau penyakit kronis seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, epilepsi atau penyakit gangguan syaraf lainnya.
Calon peserta tidak memiliki kelainan darah atau riwayat pembekuan darah, tidak memiliki penyakit infeksi lain dan demam, serta tidak memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun. Suhu tubuh calon pendaftar juga tidak boleh melebihi 37,5 derajat Celcius.
Selanjutnya, calon peserta bukan merupakan wanita hamil atau berencana hamil selama periode penelitian, serta tidak sedang menyusui. Calon peserta juga tidak sedang ikut atau akan diikutsertakan dalam uji klinis lain.Calon peserta berdomisili di Kota Bandung dan tidak berencana pindah dari lokasi penelitian sebelum penelitian selesai dilaksanakan.“Peserta tidak mendapat imunisasi apa pun dalam waktu 1 bulan ke belakang atau akan menerima vaksin lain dalam 1 bulan ke depan,” kata Prof Kusnandi.
Dalam 14 hari sebelum dimulainya penelitian, peserta tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien terinfeksi Coronavirus, tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien yang menunjukkan demam atau gejala sakit saluran pernapasan yang berdomisili di daerah atau komunitas yang terdampak Covid-19, serta tidak memiliki dua atau lebih kasus demam dan/atau gejala saluran pernapasan di daerah dengan lingkup kecil, seperti rumah, kantor, dan sekolah.
Sebanyak 1.620 relawan dibutuhkan dalam proses uji klinis vakisin. Namun, tidak semua peserta akan disuntikkan vaksin. Sebanyak 540 orang akan disuntikkan vaksin, sedangkan sisanya akan mendapat cairan plasebo. Penentuan pemberian vaksin atau plasebo akan dilakukan secara acak.“Bagi yang menerima plasebo akan mendapatkan vaksin Covid-19 setelah vaksin didaftarkan,” kata Prof Kusnandi.
Kesehatan peserta dipastikan tetap dipantau petugas penelitian secara tertatur selama jalannya penelitian, atau sekitar 6 bulan setelah pemberian vaksin terakhir. Ia memastikan, seluruh peserta dilindungi asuransi kesehatan.
Pendaftaran peserta uji klinis dibuka hingga 31 Agustus 2020. Pendaftaran bisa dilakukan dengan menghubungi Unit Riset Klinis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Lantai 1 RSUP Hasan Sadikin Bandung di telepon 022 – 2034471 atau whatsapp 08112214235.