Ahad 02 Aug 2020 18:32 WIB

Masjid Al Aqsha BSD Jalankan Qurban Lewat Siaran Langsung

Muqorib bisa dengan nyaman melihat proses penyembelihan qurban mereka dari rumah.

Kurban di Masjid Al Aqsha De Latinos BSD yang menggunakan sistem siaran langsung (live).
Foto: dokpri
Kurban di Masjid Al Aqsha De Latinos BSD yang menggunakan sistem siaran langsung (live).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Al Aqsha De Latinos BSD mendapatkan amanah memotong 130 hewan qurban di masa pandemi. Dalam menjalankan amanah tersebut, masjid tersebut melakukan terobosan untuk melakukan qurban dengan protokol kesehatan. Kreativitas tersebut adalah para muqorib (orang yang berkurban) yang berjumlah 500 orang lebih tidak perlu datang ke masjid namun bisa mengikuti siaran langsung dari tiga titik sembelihan. 

Ada tim yang melakukan siaran langsung, sehingga muqorib bisa dengan nyaman melihat proses penyembelihan qurban mereka dari rumah.  Tiga titik potong itu, dua untuk sapi dan satu untuk kambing dan domba. Dan tim live streaming ini yang mengatur siaran langsung dari sebuah computer. Tim ini juga yang mewakili mata keluarga pemilik 63 sapi dan 67 kambing/ domba. Tentu saja ini langkah yang sangat maju untuk mereduksi banyaknya kumpulan orang yang datang. 

Para muqorib ini mendapatkan jadwal jam sembelihan sehari sebelum hari H, dan mereka harus siap (stand by) 15 menit sebelumnya. Setelah itu, ustaz dan pembawa acara akan membacakan niat qurban sekaligus menyebutkan nama-nama yang muqorib. 

"Ini semua upaya DKM untuk menjalankan qurban dengan kehati-hatian, dan kami bisa membuktikan qurban dalam jumlah banyak namun minimal yang datang,” kata Abu Humaira, Ketua DKM Al Aqsha De Latinos BSD, dalam siaran pers, Ahad (2/8). 

Masjid Al Aqsha biasa menangani qurban dalam jumlah besar, sehingga DKM-nya menyiapkan sistem jagal yang canggih di era Covid-19 ini. Mulai alat pengguling hewan, crane, gergaji tulang sampai live streaming untuk para muqorib. Dan masjid ini memang layak dipakai percontohan untuk menangani hewan qurban dalam jumlah besar. 

Perbedaan dengan tahun lalu, hewan qurban mencapai 55 sapi dan 63 kambing/domba, saat itu semuanya habis dijagal dalam satu hari, namun kini perlu dua hari untuk menuntaskan. Itu juga karena protocol Covid-19 yang tidak mungkin kami selesaikan dalam sehari, karena terbatasnya tenaga. 

"Alhamdulillah kami menerima banyak kejutan, semangat muqorib tahun ini luar biasa. Meskipun situasi tengah sulit karena Covid, namun jumlah hewan qurban naik. Semua hewan ini berasal dari jamaah kompleks De Latinos saja," kata Abu Humaira.  Masjid Al Aqsha sendiri berada di Komplek perumahan De Latinos BSD Banten. Komunitas muslimnya kurang dari 50 persen dari total 1.500 KK. 

Sejak awal DKM memang punya prinsip bahwa penyembelihan harus dilakukan di masjid. Tidak ada hewan qurban hidup yang keluar dari masjid setelah diserahkan muqorib kepada DKM. "Semua harus terpotong disini. Kalau nggak bisa menimbulkan fitnah," ujar Abu Humaira lagi. 

Tahun ini DKM punya terobosan baru, yaitu alat pengguling hewan, sehingga proses merontanya sapi bisa sangat dikurangi. Alat itu adalah besi boks terbuka berukuran satu kali dua meter yang satu sisinya tempat mengikat sapi, dasarnya dikasih engsel sehingga bisa direbahkan. Sehingga begitu sudah terikat, tanpa polah, hewan langsung dipotong. Alat ini termasuk spesial, karena dibuat dan dirancang khusus oleh DKM.  

Daging qurban ini kemudian dikirimkan kepada dua penerima, pertama adalah mereka yang mendukung kegiatan di lingkungan kompeks De Latinos BSD, mulai tukang sapu, keamanan, sopir sampai asisten rumah tangga dan ojol. Kedua, dikirim ke mushola, asrama yatim piatu atau lembaga yang membutuhkan daging qurban dan juga 14 RT di sekitar kompleks. Untuk mereka biasanya dikirim ‘gelondongan’, sapi dan kambing yang sudah tersembelih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement