REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Memasuki musim kemarau, potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Taman Nasioal Gunung Ciremai (TNGC) menjadi ancaman. Langkah anisipasi pun dilakukan untuk menghadapi ancaman tersebut.
"Potensi karhutla di Gunung Ciremai selalu ada, terutama wilayah utara Gunung Ciremai yang merupakan perbatasan wilayah Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka," ujar Humas TNGC, Agus Yudantara kepada Republika, Sabtu (1/8).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, lanjut Agus, pihaknya melakukan patroli rutin serta pembuatan sekat bakar di daerah rawan kebakaran. Selain itu, dilakukan pula rakor apel siaga bersama instansi terkait seperti TNI, Polri, BPBD maupun Pemkab Kuningan, serta melibatkan masyarakat.
Pada tahun lalu, kebakaran melanda Gunung Ciremai, baik yang masuk wilayah Kabupaten Kuningan maupun Kabupaten Majalengka. Kebakaran pun membuat empat alur pendakian di gunung tersebut ditutup sejak Agustus hingga Desember 2019.
"Tahun kemarin luas kebakaran mencapai 1.045,54 hektare. Semoga tahun ini tidak sampai terjadi kebakaran," tutur Agus.
Harapan senada diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin. Meski berharap karhutla tidak terjadi, namun langkah antisipasi tetap dilakukan.
"Kita lakukan penyiapan SDM, sarana dan prasarana, berkoordinasi dengan semua pihak yang terkait serta melaksanakan simulasi penanganan," kata Agus Mauludin.
Sebelumnya, Panglima Daerah Militer (Pangdam) III, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, langsung memimpin Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Karhutla, di Makodim 0615 Kuningan, Kamis (30/7).
Selain dihadiri Dandim Kuningan, Letkol Czi Karter Joyi Lumi dan Kapolres Kuningan, AKBP Lukman syafri Dandel Malik, apel juga diikuti oeh sejumlah pejabat Pemkab Kuningan.
Sedangkan ratusan peserta apel terdiri dari prajurit TNI, anggota Polri, Polisi Kehutanan (Polhut) Balai TNGC dan Perum Perhutani, personil BPBD, personil Dinas Pemadam Kebakaran, anggota Aktivitas Anak Rimba (Akar) dan relawan.
"Bersama-sama kita bekerja sama mengerahkan semuanya untuk pencegahan kebakaran," tegas Nugroho.
Nugroho berharap, kejadian karhutla seperti tahun lalu tidak terulang lagi. Tak hanya di Gunung Ciremai, namun juga di hutan lainnya.
Dalam apel tersebut, para personil gabungan melakukan gelar peralatan pemadam karhutla seperti jetshooter, pompa air, ‘chan show’ dan garu. Mereka juga memperagakan cara pemadaman karhutla dengan metode penyemprotan air yang dicampur bahan khusus.
Selain di Kabupaten Kuningan, upaya antisipasi karhutla juga dilakukan di Kabupaten Majalengka. Salah satunya oleh Polres Majalengka, dengan membekali para Bhabinkamtibmas Polsek jajaran Polres Majalengka, dengan pelatihan teknis dan simulasi penanggulangan karhutla.
Kapolres Majalengka, AKBP Bismo Teguh Prakoso, menjelaskan, para Bhabinkamtibmas yang diberi pelatihan itu akan ikut bertugas sebagai tim pemadam jika terjadi karhutla.
"Ini merupakan bentuk kesiapan kita dalam menanggulangi bencana, khususnya kebakaran hutan dan lahan," tandas Bismo.