Sabtu 01 Aug 2020 23:55 WIB

Kepala BKKBN Raih Doktor Honoris Causa UNY

Dinilai berhasil menyinergikan akademik vokasional dan pemberdayaan publik.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo berpidato saat menerima gelar doktor honoris causa dari UNY, Sabtu (1/8)
Foto: BKKBN
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo berpidato saat menerima gelar doktor honoris causa dari UNY, Sabtu (1/8)

REPUBLIKA.CO.ID, -- Kepala Badan Kependudukan dan KeluargaBerencana Nasional (BKKBN), dr Hasto WardoyoSpOG (K), mendapatkan anugerah Doktor Honoris Causa Bidang Teknologi dan Pemberdayaan Vokasional dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Pemberian penghargaan berlangsung Sabtu pagi (01/08), di Auditorium UNY. Dalam acara itu,  dokter Hastopanggilan akrabnyamenyampaikan pidato ilmiah bertajuk Peran Pendidikan Vokasional untukMewujudkan Kemandirian di Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten KulonProgo.

Dalam rilis yang diterima pers, Civitas Akademika UNY menilai Dokter Hasto berhasil menyinergikan bidang akademik vokasional dan pemberdayaan masyarkatKedua promotor, Prof Dr Mohammad Bruri TriyonoMPd dan Prof Dr Marsigit, MA, menganggap posisi  Hasto manakala menjabat sebagai bupati Kulon Progo selama dua periode (2011-2019) sedemikian strategis.

 

Promovendus menggerakan masyarakat dan meningkatkan taraf hidup masyarakat sebagai dorongan ideologisTerutama dalam bidang vokasional serta kemampuan kreativitas dan inovasinya,” kata kedua promotor dalam pidatonya.

 

Kulon Progo mempunyai 12 kapanewon yang terbagi menjadi 87 kelurahan serta memiliki 930 pedukuhanPosisi ini mendorong Hasto mencanangkan gerakan Bela dan Beli Kulon Progo

 

Ketahanan ekonomi rakyat diperkuat melalui sistem bersama yang transparan dan partisipatifKonsep ini terealisasikan menjadi mantra: madep mantep manganpanganan dewemadep mantep ngombe banyunedewemadep mantep nganggo klambine dewe.

 

Gerakan kemasyarakatan warga diwujudkan lewa tgotong-royong membeli produk lokal.

 

Menurut Hasto, warganya diberdayakan supaya tak bergantung semata pada 'permainan' ekonomi makroDengan memfokuskan hal mikromemulai dari industri rumahan. Kulon Progo mencanangkan swasembada kebutuhan beras.

 

Aksi ini tak berhenti begitu saja. Hasto lalu menautkan kebijakan itu ke ranah pendidikan vokasiBaginyapendidikan vokasi harus hadir di masyarakatBukan sebatas magangmelainkan pendampingan terpadu

 

Lulusan vokasi sudahsemestinya punya keterampilankompetensi, dan karakter soft skills yang mumpuni Hasto meneropong ada peran strategis pendidikan vokasi sebagai pendidikan praktis. “Mengembangkan karier lulusan harus berbasis kompetensi,” ucap dia dalam pidatonya.

 

Tomira (Toko Milik Rakyat) sebagai ikon warung kerakyatan di Kulon Progo. Toko warga ini difungsikan sebagai salah satu pintu masuk transformasi ekonomi mikro dan pendidikan vokasi.

 

Hasto menekankan terobosan itu merupakan realisasi ekonomi Pancasila yang mengedepankan kedaulatan ekonomi di tangan rakyat dan basis pendidikan vokasi lokal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement