REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Akibat keterbatasan lahan, pemotongan hewan qurban dilakukan warga di pinggir rel. Ini terjadi di RT 20 RW 1 Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Ketua panitia qurban Mushola Nurul Yaqin, Masruri mengatakan, kegiatan potong hewan qurban di pinggir rel kereta sudah berlangsung setiap tahun. Hal itu dilakukan karena tidak tersedianya lahan kosong untuk melakukan pemotongan hewan qurban di wilayahnya. Tak hanya Musala Nurul Yaqin, sambung dia, Masjid Al-Barokah yang berada di sebelahnya juga melakukan pemotongan di linggir rel.
Masruri menjelaskan, warga dan panitia sudah mengetahui jadwal KRL Commuter Line melintas. Sehingga paham betul ketika kereta melintas dari sisi mana setiap jamnya agar tidak terjadi kecelakaan. Bahkan karena rutinitas tahunan, petugas dari PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) juga langsung ke lokasi untuk pantau.
"Kita sudah tahu jam segini (pukul 09.10 WIB) kereta melintas dari arah Tanjung Priok. Jadi sudah antisipasi," kata Masruri, Jumat (31/7).
Salah seorang warga yang datang menonton, Andriansyah mengaku, sudah terbiasa melihat proses pemotongan qurban di pinggir rel. Bahkan, ia sehari-hari bermain di pinggir rel akibat kawasan permukiman padat penduduk tidak menyisakan ruang terbuka.
"Kalau khawatir ada, tapi yang penting hati-hati aja. Kan panitia sama satpam (petugas KCI) juga kasih tahu kalo ada kereta lewat," ujarnya saat ditemui di lokasi.
Jumlah hewan qurban yang dipotong di Musala Nurul Yaqin pada tahun ini, sebanyak tiga ekor sapi dan 10 ekor kambing. Jumlah itu menurun 50 persen daripada tahun lalu. Masruri mengakui, pandemi Covid-19 sangat memengaruhi perekonomian masyarakat untuk berqurban.