Kamis 30 Jul 2020 13:31 WIB

Pimpinan DPR Minta Arus Mudik Idul Adha Diperketat

Masyarakat yang mudik diimbau tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui di DPR, Rabu (22/7).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad saat ditemui di DPR, Rabu (22/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad meminta agar pelaksanaan arus mudik Idul Adha tahun ini diperketat. Hal itu ia sampaikan merespons pernyataan juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito terkait lima provinsi asal dan tujuan mudik yang menjadi penyumbang Covid-19 terbesar, di kanal Youtube BNPB, Kamis (30/7). 

"Kita makanya minta untuk protokol Covid-19 di era mudik ini, arus mudik supaya diperketat," kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/7).

Baca Juga

Namun demikian, di masa pandemi ini dia juga mengaku telah mengecek dan mendapat informasi di beberapa dapil yang menjadi tujuan mudik bahwa arus mudik Idul Adha tahun ini tidak sepadat seperti tahun sebelumnya. Ia menilai ada banyak pertimbangan masyarakat yang menyebabkan arus mudik tidak sepadat sebelum Covid-19.

"Jadi memang yang mudik memang menimbang-nimbang masalah kesehatan, juga menimbang-nimbang soal masalah ekonomi yang agak berat, sehingga kemauan atau keinginan untuk mudik itu juga berkurang," tuturnya.

Wakil ketua umum Partai Gerindra itu juga berpesan, meskipun tidak ada larangan mudik, namun ia mengimbau agar masyarakat yang mudik tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Selain itu dirinya juga meminta pemerintah daerah untuk mengawasi ketat arus mudik Idul Adha. 

Sebelumnya Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan lima provinsi jadi penyumbang terbesar Covid-19 pada 29 Juli 2020 kemarin. Wiku menyebut secara kebetulan ke lima daerah tersebut merupakan daerah yang menjadi asal dan tujuan mudik. 

"Kami ingin menyampaikan update perkembangan kasus harian COVID-19, terutama pada provinsi yang menyumbang kasus cukup besar dan ini ada kaitannya dengan aktivitas mudik yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia pada hari Lebaran, termasuk perayaan Idul Adha," kata Wiku.

Kelima provinsi tersebut antara lain DKI Jakarta dengan jumlah kasus 577, Jawa Timur 359 kasus, Jawa Tengah sebanyak 313 kasus. Kemudian Sumatera Utara dengan 241 kasus, dan Sulawesi Selatan dengan 128 kasus. "Ini adalah daerah-daerah yang kebetulan juga daerah-daerah tujuan mudik, dan ini adalah kasus dalam satu hari," ujarnya.

Wiku mengimbau agar masyarakat yang hendak mudik untuk mempertimbangkan kembali melakukan perjalanan mudik di Idul Adha kali ini.  Ia berharap imbauan tersebut bisa menjadi perhatian masyarakat. 

"Jadi perlu menjadi perhatian saudara sekalian dalam rangka menjalankan ibadah perayaan Idul Adha, terutama yang akan melakukan mudik mohon dipertimbangkan dan dihindari apabila tidak terlalu perlu, karena penyumbang kasus besar adalah daerah-daerah tujuan dan asal mudik," imbaunya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement