REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta telah menginisiasi pengembangan budi daya udang galah di lahan persawahan guna meningkatkan pendapatan petani.
"Budi daya udang galah di lahan sawah ini suatu terobosan kerja sama antara kita DPPKP Bantul dengan BPTP Yogyakarta dan kita inisiasi di wilayah Kebon Agung Imogiri dan Canden Jetis," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Bantul Yus Warseno di Bantul, DIY, Rabu (29/7).
Dari dua lokasi pengembangan budi daya udang galah itu, kata dia, wilayah Dusun Kanten, Desa Kebon Agung, telah memasuki panen pada beberapa waktu lalu dengan nilai jual tinggi, sehingga oleh kelompok tani pengelola akan terus dikembangkan dengan mengoptimalkan lahan sawah yang ada.
Menurut dia, budi daya udang galah di lahan persawahan atau di sela tanaman padi yang sedang tumbuh sangat memberikan dampak positif bagi petani, karena selain petani bisa menanam padi sebagai mata pencaharian utama juga bisa menikmati hasil udang saat waktu panen.
"Intinya, kita di Bantul berpotensi, karena punya lahan persawahan luas, irigasi yang bagus, sumber benih udang tersedia di Bantul yaitu di Samas, artinya potensi untuk dikembangkan, terbukti bahwa di Kebon Agung itu cocok dan hasilnya bagus," katanya.
Dia mengatakan, di Kebon Agung, kelompok tani dapat memanen sekitar 30 kilogram dengan harga jual mencapai Rp300 ribu untuk yang berukuran besar.
"Saya lihat kemarin ada sekitar 30 kilogram, tapi belum semua, karena itu percontohan hasil tokolan (anakan udang) yang disebar, ada besar dan kecil totalnya sekitar 30 kilogram, bayangkan kalau harga Rp300 ribu, istilahnya petani diuntungkan dengan budi daya udang galah bersama padi," katanya tanpamenyebut luasan lahan sawah yang dimanfaatkan untuk budi daya udang galah.
Dia mengatakan dengan pengembangan budi daya udang galah itu, harapannya ke depan wilayah itu bisa menjadi wisata pemancingan udang galah, kuliner yang terkait udang galah, apalagi di luar negeri udang galah atau yang disebut baby lobsterluar biasa permintaannya.
"Buktinya, kita juga ada, dan artinya budi daya udang galah ini bisa dikembangkan secara besar-besaran, apalagi kemarin dari Dinas Kelautan Perikanan (DKP) DIY juga berkunjung ke Kebon Agung dan malah justru mendorong untuk bisa dikembangkan lebih lanjut," katanya.