REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Agung Al-Azhar di Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tetap menggelar sholat Idul Adha pada 31 Juli 2020, dengan menerapkan protokol kesehatan. Rencananya, sholat Idul Adha diselenggarakan di lapangan dan area parkir masjid dengan pengaturan antarjarak.
Sekretaris Panitia Idul Adha Masjid Agung Al-Azhar, Muhammad Akbar Satrio, mengatakan, pengelola masjid bakal mengerahkan tenaga tambahan untuk membantu memeriksa suhu tubuh jamaah yang datang.
“Karena pastinya jamaah yang datang lebih banyak daripada saat sholat biasa,” ujar Satrio kepada Republika, Ahad (26/7).
Kapasitas maksimum lapangan dan area parkir yang akan digunakan untuk sholat Idul Adha mampu menampung sekitar 12 ribu jamaah. Namun, jika menerapkan physical distancing maka kapasitas jamaah yang dibolehkan sholat sekitar 30 hingga 40 persen atau sekitar 4.000 sampai 5.000 jamaah.
Satrio menjelaskan, pengelola Masjid Agung Al-Azhar sudah menyiapkan area di Jalan Raden Fatah untuk mengantisipasi jamaah yang membludak. “Kan kami nggak tau nanti jamaah datang berduyun-duyun atau tidak,” tuturnya.
Selain itu, pihak masjid juga menambahkan titik-titik cuci tangan dengan air mengalir agar mudah terjangkau jamaah. Lama waktu khutbah juga akan dipersingkat agar jamaah tidak perlu berlama-lama berada di luar rumah.
Kabar mengenai pelaksanaan sholat Idul Adha telah disebar melalui akun sosial media masjid, serta melalui WhatsApp. Namun, Satrio menuturkan, pihak masjid masih menunggu regulasi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. “Jika tidak diizinkan, ya kami mengikuti,” ujar Satrio.
Satrio menambahkan, terkait penyembelihan hewan qurban, Masjid Agung Al-Azhar melaksanakannya secara tertutup. Pembagian hewan qurban juga tidak lagi menggunakan kupon, melainkan disalurkan ke pos-pos yang sudah tersedia. Kemudian disebar ke masyarakat di beberapa daerah Jadetabek. “Yang penting kita meminimalisasi kemungkinan warga untuk berkerumun,” kata Satrio.