REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah menyiapkan pelonggaran pembelajaran tatap muka di sekolah, khususnya untuk sekolah inklusi serta berbagai pelatihan yang memerlukan praktikum, tetapi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat
Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan persiapan tersebut merupakan hasil evaluasi setelah angka transmisi Covid-19 Bandung terus menurun.
"Dari laporan Kepala Dinas Pendidikan, bahwa memang ada beberapa sekolah yang meminta untuk dibuka, tapi kita masih tetap bertahap, tadi yang kita sepakat diberikan relaksasi baru pendidikan inklusi, tata boga, tata busana, dan pelatihan-pelatihan," kata Oded di Balai Kota Bandung, Jumat (24/7).
Menurutnya, sektor tersebut bakal diizinkan untuk kembali aktif karena pendidikan secara inklusif memang dinilai sulit jika dilakukan secara daring.
"Kan tidak bisa semuanya bisa dilakukan online, kalau teorinya bisa, kalau praktekkan tidak bisa, saya kira itu akan berikan relaksasi," katanya.
Sejauh ini di masa adaptasi kebiasaan baru, Oded mengaku banyak mendapat usulan dari berbagai institusi pendidikan untuk mengizinkan sekolah formal kembali aktif dengan pembelajaran tatap muka. Meski transmisi Covid-19 di Kota Bandung terus menurun, katanya, sektor pendidikan formal masih belum bisa diizinkan untuk kembali aktif normal sebab perubahan status zona di Kota Bandung masih terbilang dinamis.
"Karena ini sudah terlalu lama (pendidikan formal secara daring), tapi prinsipnya kita masih menunggu dan mengikuti kebijakan dari pusat," katanya.