REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pandemi Covid-19 yang terjadi di belahan dunia telah menimbulkan beberapa dampak di masyarakat. Tak terkecuali lowongan pekerjaan terhadap mereka yang baru lulus sekolah atau universitas.
Annafi Busyairi Madjidi telah dinyatakan lulus dari Program Studi (Prodi) Sastra Inggris di Universitas Negeri Malang (UM) awal tahun lalu. Dia sudah kembali ke daerah asalnya, Kutai Timur karena jadwal wisuda ditunda akibat Covid-19. "Setelah yudisium saya langsung bergegas pulang kampung saja, yang penting sudah keluar SK-nya," kata Annafi kepada Republika, Kamis (23/7).
Tak beda jauh dengan lainnya, Annafi mengaku merasakan dampak ekonomi dari Covid-19. Pria berusia 24 tahun ini sulit mencari pekerjaan yang diinginkannya sebagai tenaga pendidik. Padahal informasi lowongan pekerjaan tersebut acap bertebaran di kehidupannya sebelum pandemi Covid-19.
Pada dasarnya, Annafi memiliki keinginan melanjutkan studi pascasarjana di UM. Namun karena pandemi Covid-19 dan posisinya masih di Kalimantan Timur (Kaltim), ia terpaksa menundanya. Jika dipaksakan, ia khawatir perkuliahannya akan terbengkalai akibat urusan tranportasi sehingga studi kurang maksimal.
"Jadi sementara saat ini saya berdagang sama ayah saya. Saya juga melakukan bisnis kecil-kecilan seperti jual kripik, atau resell produk dari luar daerah," kata Annafi.
Menurut Annafi, pandemi Covid-19 bukan hanya permasalahan Indonesia tapi dunia. Tidak ada yang bisa disalahkan dan menyalahkan atas situasi tersebut. Hal terpenting, masyarakat hanya perlu berusaha menanggulangi penyebaran virus agar tidak meluas.
Annafi juga menilai, permasalahan Covid-19 tidak perlu ditanggapi dengan kepanikan. Dia yakin pandemi tersebut akan menghilang dengan sendirinya, baik cepat atau lambat.
"Seperti kasus ebola, SARS, flu burung dan lain lain saat lalu," ucap pria yang bercita-cita sebagai dosen ini.