REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan stok hewan qurban di wilayah setempat dalam keadaan aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH). Langkah selanjutnya, kata Khofifah, adalah memastikan semua hewan yang akan disembelih telah tersertifikasi dan dilengkapi surat keterangan sehat dari Dinas Peternakan.
"Jika sudah dinyatakan hewannya sehat, maka yang berikutnya adalah cara penyembelihannya dan proses distribusinya agar mengikuti protokol kesehatan," kata Khofifah di Surabaya, Kamis (23/7).
Khofifah menekankan pentingnya menjalankan protokol kesehatan, terutama saat penyembelihan hewan qurban. Karena rawan menimbulkan kerumunan yang itu bisa mempermudah penularan Covid-19. Apalagi, biasanya proses penyembelihan dan pemilharaan hewan qurban, disaksikan banyak anak-anak.
"Kemudian, saat proses distribusi daging kurban juga harus dipastikan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) agar semua berjalan aman, secure, dan sehat," ujar Khofifah.
Khofifah mengaku, menjelang hari raya Idul Adha 2020, dirinya telah mengunjungi beberapa peternakan sapi. Di antaranya peternakan sapi yang ada di Desa Pilanggot, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, yakni Peternakan Sumber Jaya, serta Peternakan Laju Jaya. Dua peternakan sapi itu merupakan penghasil sapi terbesar di Jatim.
Berdasarkan hasil kunjungan tersebut, Khofifah memastikan, pandemi Covid-19 tidak berpengaruh signifikan pada penjualan hewan qurban. Dimana diakuinya, hewan qurban para peternak tetap laris terjual, tentunya dengan tetap menjaga keamanan dan kesehatan hewan qurban.
Khofifah mencontohkan penjualan sapi di peternakan Sumber Jaya milik H. Juri. Khofifah mengatakan, yang bersangkutan mempunyai sapi ternak sebanyak 240 ekor, dan jumlah siap qurban 220 ekor. Saat ini, kata dia, jumlah sapi yang sudah laku sebanyak 145 ekor.