REPUBLIKA.CO.ID,MANADO -- Provinsi Sulawesi Utara memiliki warga penduduk miskin dengan jumlah paling rendah di antara seluruh provinsi se-Sulawesi.
"Provinsi dengan persentase penduduk miskin terendah adalah Sulut yaitu sebesar 7,62 persen, sedangkan yang tertinggi adalah Gorontalo sebesar 15,22 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, Dr Ateng Hartono, di Manado, Selasa (21/7).
Dia mengatakan Sulawesi Selatan sebesar 8,75 persen, Sulawesi Barat 10,87 persen, Sulawesi Tengah 12,92 persen, Sulawesi Tenggara 11 persen. Selama periode September 2019-Maret 2020, Garis Kemiskinan naik 2,97 persen, yaitu dari
Rp 379.923,- per kapita per bulan di September 2019 menjadi Rp 391.197,- per kapita per bulan pada Maret 2020.
Sementara selama periode Maret 2019-Maret 2020, Garis Kemiskinan naik sebesar 5,36 persen, yaitu dari Rp 371.283,-per kapita per bulan pada Maret 2019 menjadi Rp 391.197,- per kapita per bulan pada Maret 2020.
Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM), bahwa peranankomoditas makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Besarnya sumbangan GKM terhadap GK pada Maret 2020 sebesar 76,95 persen.
Pada Maret 2020, tiga jenis komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada GK, baik di perkotaan maupun perdesaan, adalah beras, dengan sumbangan sebesar 20,82 persen di perkotaan dan 24,31 persen di perdesaan; rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap GK (13,59 persen di perkotaan dan 13,19 persen di perdesaan); dan tongkol/tuna/cakalang (5,64 persen di perkotaan dan 6,28 persen di perdesaan).
Komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar baik pada GK perkotaan dan perdesaan adalah perumahan.