Rabu 22 Jul 2020 00:07 WIB

Pola Akun Penyebar Klepon tak Islami: Posting, Viral, Hapus

Pola postingan serupa berlaku bertahun-tahun tujuannya untuk memancing keributan.

Rep: Muslim AR/Media Sosial Republika/ Red: Karta Raharja Ucu
Postingan kue klepon tidak Islam menghebohkan jagat maya, Selasa (21/7)
Foto:

Penelusuran Indonesian Hoaxes mendapati salah satu akun yang memposting foto “Klepon Islami” ini pada Senin (20/7/20) malam. Postingan ini diunggah oleh fanspage atau halaman Facebook, dengan username Erwin Rabbani II. Postingan itu diunggah pada pukul 20.31 WIB. Dalam postingan tersebut, dicantumkan caption “Ya Allah Ya Rabbi Ya Kareem!!! K-Dron Sejak kapan Makanan Punya Agama?”

Fanspage Erwin Rabbani II, adalah fanspage dengan muatan politik. Fanspage yang baru dibuat pada 30 April 2020 itu sudah diikuti oleh 1.700 orang lebih. Namun amplifikasi dari postingan itu dibagikan berulang secara masif oleh akun-akun yang senada dengan fanspage tersebut.

Postingan tentang “Klepon Islami” tersebut tidak ditemukan lagi, namun tangkapan layar dan arsip dari fanspage tersebut telah telah diambil Republika sebelum postingan tersebut dihapus. Saat Republika mencoba menghubungi fanspage tersebut melalui sambungan telepon, tidak ada jawaban, meski berkali-kali Republika mencoba menghubungi akun Erwin Rabbani tersebut di nomor telepon yang digunakan untuk mendaftarkan akun fanspage facebook tersebut.

“Saya juga sudah menyimpan jejak postingan tersebut, karena dugaan awal kami, postingan ini pasti akan dihapus,” jelas Adisyafitrah.

Baca Juga: Kue Klepon & Nasi Uduk: Makanan Syariah untuk Kaum Muslim?

Adisyafitrah dan komunitas Indonesia Hoaxes, serta beberapa komunitas anti-hoax lainnya mencatat,  pola sebaran seperti ini terus terjadi. Akun-akun penyabar pertama sengaja menghapus postingan tersebut, sehingga akun-akun yang mengamplifikasi meme atau konten yang mengolok-olok agama, keyakinan, ras dan pilihan politik bisa bebas dari tanggung jawab atas meme tersebut.

“Ini sudah bertahun-tahun, polanya selalu sama,” kata Adisyafitrah.

Polanya sebaran konten hoax tersebut berawal dari akun-akun kecil atau bahkan akun yang baru saja dibuat, lalu diposting konten tersebut, setelah itu dihapus, atau akun tersebut berganti nama dan menyetel privasi. Barulah akun-akun dengan pilihan politik tertentu dan beberapa akun di atas mengunggah ulang konten yang bernada rasis, olok-olok tersebut, sehingga memancing keributan di media sosial.

Meme “Klepon Islami” menjadi viral setelah akun-akun serupa Tretan Muslim dan Denny Siregar mengamplifikasinya dengan mengunggah ulangnya. Padahal dalam penelusuran Republika.co.id meme tersebut tidak mendapatkan atensi yang banyak saat akun-akun lain mengunggahnya, dan akun-akun tersebut sudah tidak aktif serta banyak postingan yang dihapus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement