Selasa 21 Jul 2020 00:28 WIB

Emil: Pesantren Hanya Terima yang Ber-KTP Jabar

Institusi pendidikan dengan konsep asrama dikhawatirkan bisa timbulkan klaster baru.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Kamis (9/7) di gedung Pakuan mengatakan, berdasarkan hasil kajian lembaga ekonomi internasional, ada tujuh sektor yang dapat membangkitkan perekonomian Jabar pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).
Foto: humas Pemprov Jabar
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, Kamis (9/7) di gedung Pakuan mengatakan, berdasarkan hasil kajian lembaga ekonomi internasional, ada tujuh sektor yang dapat membangkitkan perekonomian Jabar pada masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Institusi pendidikan dengan konsep asrama, banyak dikhawatirkan bisa menimbulkan klaster baru penyebaran covid-19. Menurut Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, semua tempat yang sifatnya berkerumun ini berpotensi menyebarkan covid-19. Salah satunya, pendidikan yang berasrama. 

Oleh karena itu, menurut Ridwan Kamil, agar tidak menjadi klaster, maka ia meminta semua pesantren benar-benar menjalankan 3M dengan displin. Yakni, menjaga jarak, menggunakan masker, dan mencuci tangan. 

"Ini tolong 3M dilaksanakan dengan displin. Nah pesantren di Jabar ini akan hanya menerima yang KTP Jabar. Ini untuk mengurangi yang dikhawatirkan, kasus covid-19 nanti tinggi di Jabar," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, kepada wartawan, Senin (20/7). 

photo
Para santri dari luar daerah diperiksa oleh Satgas Covid-19 saat datang kembali ke Pesantren Idrisiyyah di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (12/6). - (Republika/Bayu Adji P.)

Emil mengatakan, pesantren bisa mengizinkan mereka yang ber KTP di Jabar untuk mondok. Walaupun, saat ini secara umum penyebaran covid-19 di Jabar masih terkendali.

"Kalau pulau Jawa ini kan rata-rata (yang rawan,red) di Pantura, saya titip ke  Kapolda untuk semua potensi wilayah ini gerbang wilayah di utara ini rawan. Kalau kita bisa kendalikan orang di Jabar bisa lebih baik maka bisa makin bagus," paparnya.

Saat ini, kata dia, di Jabar daerah yang penyebaran kasus Covid-19 masih tinggi di Bodebek dan Bandung Raya. Sementara di luar itu kasusnya terkendali dan konsisten tingkat peyebarannya rendah. 

Emil mengatakan, mulai pekan ini rating kewaspadaan wilayah pun sudah menggunakan rating gugus tugas nasional. Jadi, tidak lagi gugus tugas Jabar ini agar bahasa kita sama seperti pusat. Makanya, penggunaan istilahnya digeser.

"Hasilnya adalah ada sekitar 22 masuk zona resiko rendah atau kuning, hanya 5 masuk resiko sedang yaitu Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Cimahi, dan Kota Depok," katanya.

Saat ini, kata dia, untuk 22 kabupaten/kota yang masuk zona kuning/rendah, pihaknya sedang menghitung kecamatan yang masuk zona hijau. Karena, dari resiko rendah dan sedang tersebut, Pemprov Jabar  akan melihat ke level kecamatan untuk pembukaan sekolah yang akan dibahas lebih lanjut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement