Senin 20 Jul 2020 07:22 WIB

Menhan Prabowo Ingin Beli 15 Jet Typhoon dari Austria

Prabowo kirim surat ke Menhan Austria untuk beli Eurofighter demi memperkuat TNI AU.

Rep: Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Pesawat Eurofighter Typhoon milik Austria yang diincar Menhan Prabowo Subianto untuk memperkuat INI AU.
Foto: flightglobal.com
Pesawat Eurofighter Typhoon milik Austria yang diincar Menhan Prabowo Subianto untuk memperkuat INI AU.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) ingin membeli jet tempur Eurofighter milik Republik Austria. Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto mengirimkan surat penawaran kepada Menhan Austria Klaudia Tanner yang memuat keinginan untuk membeli semua pesawat pencegat Typhoon sebanyak 15 unit, sebagaimana dilaporkan The Press dalam edisi Ahad (19/7). Departemen Pertahanan Austria mengonfirmasi telah menerima surat dari Prabowo, namun tidak mau mengomentari lebih lanjut terkait hal itu.

"Tolong izinkan saya untuk menghubungi Anda secara langsung mengenai masalah yang sangat penting bagi Republik Indonesia," tulis Prabowo lewat surat dalam bahasa Inggris tertanggal 10 Juli 2020, sebagaimana diberitakan ABC.net. Seorang konsultan dari Jerman menginformasikan kepada Prabowo tentang Austria yang memberi Eurofighter pada 2002, namun pemerintah ingin mempensiunkan jet tempur multiperan tersebut.

“Dalam rangka memodernisasi Angkatan Udara Indonesia (TNI AU), saya saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda untuk membeli semua 15 Eurofighter untuk Republik Indonesia,” kata Prabowo dikutip dari The Press dalam surat yang diterima Departemen Pertahanan Austria pada akhir pekan kemarin.

Prabowo rupanya tahu 'bentrokan' mengenai Eurofighter di Austria, dan upaya untuk menyingkirkan pesawat-pesawat tersebut. Prabowo mengetahui keadaan pembelian Eurofighter di Austria, dan dampaknya hingga hari ini. "Saya sadar akan kepekaan masalah ini. Namun demikian, saya yakin penawaran saya menawarkan peluang bagi kedua belah pihak," kata Prabowo.

Dalam salinan yang didapat Republika, surat Prabowo dengan nomor 60/M/VII/2020 tersebut diberi subjek Proposal about Eurofighter Thypooon Aircraft. Prabowo mengungkapkan, ia mengetahui informasi pembelian pesawat Eurofighter Typhoon dari Tuan WD Grosse.

Austria memang jarang menerbangkan pesawat Eurofighter Thypooon lantaran dianggap memiliki beban operasional tinggi. Hal itu tidak sebanding dengan kebijakan Austria ingin mempensiunkan jet supersonik itu lantaran negara tersebut bersikap netral dengan negara lain, sehingga anggaran militernya tidak terlalu besar.

Media Kleine Zeitung, mewartakan, Prabowo sangat berminat untuk membeli jet supersonik itu dari Austria. Hanya saja, tidak jelas apakah penjualan itu dimungkinkan secara hukum. Di kalangan militer, tawaran itu sekarang sedang diperiksa. Namun, penjualan Eurofighter Typhoon tergantung pada perjanjian antara Republik Austria dan produsen Eurofighter dari Jerman, yaitu EADS.

Selama ini, Eurofighter Typhoon kerap disetarakan dengan keluarga Sukhoi SU-27 Flanker dari Rusia dan F-15 Eagle dari Amerika Serikat. Selain Austria, Eurofighter Typhoon digunakan untuk memperkuat militer Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, dan Arab Saudi.

Deutsche Welle pada 2017, menurunkan laporan, Menhan Austria kala itu Hans Peter Doskozil, mengeklaim, pembelian 15 jet tempur dari Airbus seharga 2 miliar Euro atau sekitar Rp 33,6 triliun pada 2003 tersebut merugikan negara sebesar 1,1 miliar Euro. Menurut temuan Kemenhan Austria, Airbus dan konsorsium secara ilegal membebankan hampir 10 persen dari harga pembelian untuk apa yang disebut kesepakatan penggantian kerugian.

Kesepakatan ofset melibatkan pekerjaan yang diberikan kepada perusahaan lokal. Biasanya mereka adalah bagian dari perjanjian, tetapi biaya mereka harus dilaporkan secara terpisah, yang, bagaimanapun, tidak terjadi di sini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement