REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah dan Aisyiyah menyelenggarakan Tanwir ketiga secara virtual pada Ahad (19/7). Kegiatan yang diikuti seluruh pimpinan Muhammadiyah ini mengangkat tema "Covid-19 dan Dampaknya: Beri Solusi untuk Negeri”.
Dalam pidato iftitahnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, Muhammadiyah dan Aisyiyah sejak awal munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia telah memastikan diri sebagai organisasi yang memiliki keberpihakan yang kuat dengan jihad melawan pandemi.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah pun telah mendirikan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) untuk membantu bangsa ini dalam menghadapi Covid-19. Menurut dia, kedepannya Muhammadiyah dan Aisyiyah harus tetap konsisten dalam jihad melawan pandemi tersebut.
“Mohon maaf mungkin ada pihak-pihak yang sudah lelah dan putus asa menghadapi pandemi ini, namun Persyarikatan Muhammadiyah tetap teguh menghadapi dan mencari solusi dengan ikhtiar yang sungguh-sungguh dan senantiasa memohon, berdoa agar pandemi ini segera diangkat oleh Allah,” kata Siti, Ahad (19/7).
Dia menjelaskan, Tanwir kali ini sangat istimewa sekaligus mengharukan bagi Aisyiah karena dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19 dan digelar secara virtual. Menurut dia, kegiatan ini digelar untuk mengagendakan dan membicarakaan persoalan penting organisasi.
Di samping itu, menurut dia, sebagai organisasi besar Persyarikatan Muhammadiyah dalam Tanwir ini juga diharapkan bisa memberikan kontribusi yang besar terhadap bangsa dan negara dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang semakin memperihatinkan.
“Tanwir kali ini tentu merupakan era baru bagi Aisyiyah sebagai organisasi perempuan muslim yang besar dalam menjalankan dakwah amar maruf nahi munkar untuk umat, bangsa dan kemanusiaan semesta,” ucapnya.
Dia menjelaskan, Tanwir kali ini memiliki beberapa agenda penting, di antaranya membahas waktu pelaksanaan Muktamar Aisyiyah dan Muhammadiyah yang harus diundur karena Covid-19, serta membahas hal-hal strategis organisasi sampai berlangsungnya Muktamar ke-48.
Menurut dia, pelaksanaan Muktamar ke-48 yang akan ditetapkan pada Tanwir ini tentu memiliki dasar atau pijakan yang kuat. Diantaranya, yaitu karena situasi pandemi sampai saat ini belum menunjukkan tanda-tanda melandai.
Menurut dia, hal itu menjadi pertimbangan yang kuat demi tanggung jawab persyarikatan Muhammadiyah dalam menjaga kehidupan secara pribadi, sosial kemasyarakatan, keumatan, dan kebangsaan dalam mencegah dampak dari pandemi Covid-19.
Sementara, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyampaikan Tanwir kali ini digelar pada saat bangsa Indonesia menghadapi banyak masalah yang berat, baik di bidang ekonomi, politik, maupun sosial budaya, termasuk masalah pandemi Covid-19.
“Muhammadiyah tidak akan lepas dari masalah-masalah kebangsaan tersebut. Muhamamdiyah selain dituntut menyikapi masalah kebangsaan yang kompleks, pada saat yang sama niscaya memberikan jalan atau solusi agar bangsa ini keluar dari dan dapat memecahkan masalahnya secara tuntas demi kepentingan bersama,” jelas Haedar dalam pidato iftitahnya.
Melalui kegiatan Tanwir ini, dia pun mengajak kepada seluruh pimpinan Muhammadiyah untuk mantapkan diri agar tetap ikhlas dalam bermuhammadiyah, berkomitmen tinggi, berkhidmat, dan bekerjasama untuk menjadikan Muhammadiyah unggul berkemajuan.
“Persyarikatan dengan seluruh ortom, majelis, lembaga, PWM sampai Ranting serta amal usaha dan institusi lainnya harus terus bekerja sungguh-sungguh dalam memajukan Muhammadiyah agar menjadi gerakan Islam yang makin besar, unggul, maju, dan jaya,” tutup Haedar.