Ahad 19 Jul 2020 15:38 WIB

Penjualan Hewan Qurban Menurun Akibat Covid-19

Biasanya penjualan hingga ke Subang, tahun ini qurban hanya dibeli warga sekitar.

Rep: Naf'an Chaerul Azhar/ Red: Bilal Ramadhan
Sapi ditambatkan peternak untuk dijual di Pasar Ternak
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Sapi ditambatkan peternak untuk dijual di Pasar Ternak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petugas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta terlihat sibuk membersihkan Jalan Utan Jati, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat. Empat orang dari kelompok tersebut sedang menyapu, mengumpulkan, serta memasukan sampah yang berserakan. Sementara satu petugas lainnya mengkoordinasikan.

Beberapa pedagang mulai membuka lapaknya; ada yang menjual masker kain atau hanya sekedar mulai merapikan warung makan. Dari balik warung-warung yang berlokasi di kawasan Komplek Citra 2, ada sebuah penampungan hewan qurban. Puluhan sapi dan kambing setidaknya memenuhi komplek tersebut.

Setidaknya lebih dari 10 orang sedang bekerja di sana. Beberapa di antaranya memandikan hewan, memberi makan, dan menunggu calon pembeli di area sekretariat. Bahkan pedagang asongan pun ikut meramaikan kawasan tersebut.

Bau tak sedap jelas terasa saat berada  d sekitar kandang. Namun  hal ini jadi tidak terlalu menyengat karena protokol yang diterapkan. Semuas yang memasuki kawasan tersebut diwajibkan menerapkan berperilaku higenis. Masker, sanitasi, atau tempat cuci tangan disediakan. Bahkan untuk mereka yang tidak membawa masker sekalipun.

Tidak ada nama khusus bagi usaha penjualan hewan qurban ini. Nama sang pemilik otomatis dijadikan bahan acuan, 'H. Jawir' tertulis di sebuah spanduk promosi yang ditaruh di langit-langit muka kandang. Namun, sang pemilik tidak ada di tempat ketika hendak ditemui. Kabarnya ia hanya datang sore hari.

"Kalau H. Jawir-nya enggak ada. Paling ntar sore," ujar sang wakil pengurus, Mahmudin (31).

Meskipun sang pemilik tidak sedang berada di tempat, Udin, begitu sapaan akrab Mahmudin, tetap mempersilahkan untuk ditanyai soal penjualan hewan qurban di usaha Haji Jawir ini.

Usaha yang dimiliki Haji Jawir ini hanya menyediakan dua jenis hewan qurban yaitu sapi dan kambing. Setidanya 80 ekor sapi dan 55 kambing masih tersedia di tempat Haji Jawir ini.

Sapi yang disediakan di sana pun ada beberapa jenis. Sapi Bima, Lemusin, dan jenis sapi PO setidaknya menjadi pilihan bagi siapa saja yang ingin membeli hewan qurban dari sini.

Pasokan sapi dan kambing ini didatangkan dari Solo di mana tempat sang pemilik berasal. Sementara untuk pengirimannya. Udin mengaku tahun lalu bisa mengirim tidak hanya di kawasan Kalideres saja, namun juga sampai ke Subang.

Sayangnya pencapaian tahun lalu tidak kembali terjadi tahun ini, ia mengatakan tahun ini baru bisa laku di sekitar lokasi penjualan saja. “Tahun lalu pengirimannya paling jauh itu bisa sampai Subang. Sekarang mah baru sekitaran Garden City (Kalideres) saja,” keluhnya.

Harganya pun beragam. Satu ekor kambing dipatok seharga tiga hingga delapan juta rupiah per ekor. Sedangkan satu ekor sapi bisa menyentuh angka 25-50 juta satu ekornya. Harga tersebut dibedakan dari beban berat hewan Semakin berat makan semakin mahal pula harga yang dipasang.

"Ya kalau sekarang sih agak turun penjualannya. Orang-orang belum pada dateng," jawabnya usai ditanya kondisi penjualan hewan qurban dua pekan jelang Idul Adha.

Dugaan ini bukan tanpa alasan. Acuan yang ia jadikan patokan ialah tahun lalu, di mana para pembeli baru datang saat sepekan jelang Idul Adha. "Kalau tahun lalu itu, biasanya sepekan sebelum lebaran (haji) pada datang semua," tambahnya.

Minimnya angka penjualan ini tak bisa dilepaskan dari pandemi yang memnghantam telak berbagai sektor. Tahun lalu, ak Udin bisa memasarkan 20-30 ekor sapi dalam waktu satu pekan.

Kini Meskipun begitu, namun ia masih bisa bersyukur. Pasalnya ada saja hewan qurban yang terjual. Sabtu (18/7) sudah ada lima ekor kambing yang sudah laku.

“Ngaruh banget. Kalau tahun lalu, 20-30 sapi bisa kejual dalam satu minggu. Tahun ini baru 12 ekor sapi. Tapi Alhamdulillah hari ini ada lima kambing terjual," kata dia.

Tidak main-main, untuk menjaga kebersihan dan menamin hewan-hewan ini tetap higenis. Pihak pengelola mendatangkan dokter hewan untuk melakukan quality control. Tidak hanya itu, dari Dinas Kesehatan DKI juga datang untuk memeriksa apakah hewan-hewan tersebut siap edar.

“Kalau untuk protokol, kemarin ada dokter hewan buat mengecek dan dari Dinas Kesehatan pun datang ke sini juga,” jelas Udin.

Selain itu, bagi para pembeli, pihak pengelola juga sudah sudah mempersiapan langkah preventif. Masker, cairan sanitasi, serta tempat cuci tangan setidaknya sudah disediakan. Untuk para calon pembeli yang tidak mengenakan masker, juga sudah siap sedia pemberian gratis.

“Untuk calon pembeli kita udah sediakan masker, hand sanitizer, sama tempat cuci tangan. Kalaupun lupa ngga pake masker kita sudah siap sediain buat dikasih,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement