Sabtu 18 Jul 2020 19:31 WIB

Yuri: Orang Tanpa Gejala tak Dirawat di Rumah Sakit

Achmad Yurianto mengatakan pasien Covid-19 tanpa gejala tak dirawat di rumah sakit

Rep: Mimi Kartika/ Red: Christiyaningsih
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. Achmad Yurianto mengatakan pasien Covid-19 tanpa gejala tak dirawat di rumah sakit. Ilustrasi.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto. Achmad Yurianto mengatakan pasien Covid-19 tanpa gejala tak dirawat di rumah sakit. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan pasien positif Covid-19 kategori orang tanpa gejala tidak dirawat di rumah sakit. Menurut dia, beberapa daerah sudah membuat isolasi mandiri secara kelompok dengan pengawasan ketat karena dikhawatirkan akan menjadi sumber penularan di tengah masyarakat.

"Karena memang tidak ada gejala dan tidak ada indikasi untuk dirawat di rumah sakit," ujar Yuri dalam konferensi pers daring, Sabtu (18/7).

Baca Juga

Namun, kata dia, beberapa daerah juga masih memberi kebebasan untuk melaksanakan isolasi secara mandiri. Sementara, masih ada kemungkinan kasus orang tanpa gejala yang belum terdeteksi kasus konfirmasi positif.

Karena itu, penelusuran kontak dekat dengan pasien konfirmasi positif menjadi sesuatu yang penting. Menurut Yuri, Dinas Kesehatan daerah dengan seluruh jajarannya termasuk Puskesmas harus terus melaksanakan upaya penelusuran kontak dengan agresif.

"Sehingga diharapkan kita bisa mengidentifikasi kontak dekat dan kemudian bisa secara masif kita lakukan pemeriksaan, pemeriksaan dengan real time PCR," kata Yuri.

Tujuannya adalah untuk memastikan apakah ini akan menjadi sumber penularan untuk yang lainnya. Sebab, selama ini kasus suspek sebagian besar teridentifikasi dengan keluhan sakit dan berada di rumah sakit.

Ia terus mengajak masyarakat mematuhi protokol kesehatan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Ia juga mengimbau umat Muslim yang sebentar lagi merayakan Idul Adha untuk tetap menerapkan protokol kesehatan dengan selalu menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.

"Beberapa saat lagi sebagian besar dari saudara-saudara kita yang Muslim pasti akan melaksanakan Hari Raya Idul Adha. Oleh karena itu patuhi protokol kesehatan. Tidak perlu kita membuat secara khusus," tutur Yuri.

Dalam kesempatan itu, Yuri melaporkan jumlah penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 1.752 orang sehingga totalnya menjadi 84.882 kasus per Sabtu (18/7). Jumlah penambahan kasus konfirmasi positif tersebut berasal dari uji spesimen dengan real time PCR sebanyak 25.522 spesimen.

Dengan demikian, Indonesia secara kumulatif telah menguji spesimen sebanyak 1.201.014 dengan PCR. Penambahan kasus meninggal dari pasien positif Covid-19 sebanyak 59 orang sehingga total kasus meninggal secara nasional menjadi 4.016 orang.

Yuri juga mencatat ada penambahan kasus sembuh sebanyak 1.434 orang sehingga total kumulatif kasus sembuh di Indonesia sebanyak 43.268. Di sisi lain, masih ada kasus suspek di Indonesia sebanyak 37.593 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement