Jumat 17 Jul 2020 22:34 WIB

KLHK Sebut Ada Penurunan 44 Persen Hotspot

Meski hotspot menurun, kebakaran hutan tetap perlu diwaspadai.

Ilustrasi Kebakaran Hutan
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyebutkan terjadi penurunan 736 titik panas (hotspot) atau 44,47 persen pada periode 1 Januari hingga 15 Juli 2020. Data ini dibandingkan periode sama 2019 di seluruh Indonesia.

"Per 15 Juli, pantauan hotspot pada 2020, sejak Januari ada 919," kata Siti dalam pertemuan press club Forum Medan Merdeka Barat (FMB), Jumat (17/7).

Baca Juga

Namun demikian, berdasarkan catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) jumlah tersebut lebih sedikit dibandingkan periode sama 2019 yang mencapai 1.655 titik panas yang terdeteksi di seluruh Indonesia. Sehingga terjadi penurunan jumlah sebanyak 736 titik panas atau 44,47 persen.

Sedangkan total titik panas di 10 provinsi rawan karhutla, di antaranya Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara dan Papua, tercatat sebanyak 416 untuk periode 1 Januari hingga 15 Juli 2020. Sementara itu, di periode sama 2019 mencapai 1.069 titik panas.

Untuk kondisi terkini berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (NASA) dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen, tidak terdapat titik panas terdeteksi di 10 daerah rawan karhutla tersebut sejak 11 hingga 15 Juli 2020.

"Meski Juni sudah lewat tapi tetap 'deg-degan' juga karena prediksinya kemarau ada yang mundur. Juli sebagian rata-rata merah terang, di Agustus hingga September lebih lagi. Berarti kerja berat sampai Oktober ke November, kita kawal terus," ujar Siti.

Dia mengklaim fase krisis pertama karhutla di Indonesia yang biasanya terjadi di Aceh, Sumatera Utara di awal tahun sudah teratasi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement