REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi angkat bicara terhadap viralnya sejumlah akun di Instagram yang diduga milik murid SMK di Bogor yang berkomentar melecehkan saat guru perempuannya live di Instagram. Menurut Kak Seto, kasus ini mengajarkan pentingnya etika dalam pembelajaran.
Karena itu, Kak Seto mengimbau pengajaran etika seperti sopan santun menjadi salah satu yang diperhatikan dan diajarkan secara nyata. “Pertama kita tahu isi pendidikan kita ada lima yakni etika, estetika, iptek, nasionalisme dan Kesehatan. Etika kadang-kadang kita lupa kalo itu merupakan unsur utama dalam Pendidikan di sekolah maupun di rumah. Etika seperti sopan santun, ini perlu diajarkan bukan hanya teori tapi dengan contoh nyata,” ujarnya pada Republika, Rabu (15/7).
Ia berkata, salah satu yang mempengaruhi sikap anak adalah media sosial. Anak, kata Kak Seto, adalah peniru terbaik maka semua orang berperan dalam pembentukan sikap. Karena itu penting untuk semua orang bersikap penuh etika baik bertemu langsung maupun di media internet atau televisi.
“Etika sendiri dasarnya agama, jadi agama harus betul-betul diperkuat. Jadi harus bisa secara benar menyerap ajaran agama yang telah diajarakan, baik Islam, Budha, Kristen dan sebagainya. Selain itu karena ini kasus bisa saja ada contoh dari kecil membekas hingga remaja. Makanya kita selalu bilang setop kekerasan anak karena hasilnya akan seperti ini,” ujarnya.
Baca Juga: Murid Lecehkan Guru di Instagram, Psikolog: Krisis Moral
Kak Seto menyebut sopan santun harus diteladankan, yakni sesuatu yang harus dicontohkan bukan dipaksakan. Ia mencontohkan jika anak mendapatkan contoh kekerasan akan menciptakan murid yang penuh dengan pemberontakan.
Selain itu kak Seto juga menyebut media daring saat ini juga menjadi tempat anak melihat dan meniru sesuatu. Sehingga hal ini menjadi pembelajaran bahwa perlunya perbaikan dalam Pendidikan dalam keluarga maupun sekolah.
“Paling utama yaitu etika, yang kedua estetika yaitu keindahan berbusana, berperilaku, dan bertutur kata. Dan yang ketiga lainnya yang harus diperhatikan. Bukan hanya pendidikan seperti matematika, fisika atau biologinya yang bagus, tetapi etika perlu ditanamkan dengan kasih sayang dan persahabatan, baik di rumah maupun di sekolah. Ini harus menjadi koreksi bersama khususnya bagi Kementrian Pendidikan dan kebudayaan,” ujarnya.