Kamis 16 Jul 2020 16:57 WIB

Operasi Pasar Bulog Melonjak Tiga Kali Lipat

Besarnya penyaluran beras dalam operasi pasar membantu perputaran stok beras Bulog.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Sejumlah pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Sub-Divre Serang, di Serang, Banten, pekan lalu. Volume penyaluran beras Perum Bulog dalam kegiatan operasi pasar hingga pertengahan Juli 2020 melonjak tiga kali lipat lebih dibandingkan posisi akhir Juli 2019.
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Sejumlah pekerja mengangkut beras di gudang Bulog Sub-Divre Serang, di Serang, Banten, pekan lalu. Volume penyaluran beras Perum Bulog dalam kegiatan operasi pasar hingga pertengahan Juli 2020 melonjak tiga kali lipat lebih dibandingkan posisi akhir Juli 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volume penyaluran beras Perum Bulog dalam kegiatan operasi pasar hingga pertengahan Juli 2020 melonjak tiga kali lipat lebih dari posisi akhir Juli 2019. Permintaan beras diakui Bulog mengalami peningkatan signifikan lantaran pandemi virus corona yang melanda Indonesia.

Hingga 15 Juli 2020, volume penyaluran beras dalam program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) mencapai 819.891 ton. Sementara, di tahun lalu realisasi KPSH per akhir Juli 2020 baru mencapai 248.000 ton.

Baca Juga

Sekretaris Perusahaan Bulog, Awaluddin Iqbal, mengatakan, situasi pandemi secara langsung membuat permintaan beras jauh meningkat. Terleih lagi banyak kegiatan kemanusiaan di berbagai daerah dan melibatkan Bulog sebagai penyuplai beras.

"Tentu ini membutuhkan beras dalam jumlah relatif besar dan tentunya akan ada keseimbangan," kata Awaluddin kepada Republika.co.id, Kamis (16/7).

Ia menuturkan, dalam program operasi pasar, harga beras yang dilepas Bulog untuk zona I yakni Rp 8.100 per kilogram (kg), zona 2 sebesar Rp 8.600 per kg, serta zona 3 Rp 8.900 per kg. Menurut dia, kesiapan Bulog dalam menyalurkan beras di masa pandemi berdampak pada upaya penjagaan stabilisasi harga dalam negeri di tengah menurunnya daya beli.

Lebih lanjut, ia menilai besarnya penyaluran beras dalam operasi pasar setidaknya membantu Bulog untuk bisa melakukan perputaran stok beras. Sebab, dengan pasokan beras yang mencapai 1,4 juta ton, Bulog saat ini tak menjadi penyalur tunggal bantuan beras bagi para keluarga penerima manfaat.

"Sebetulnya yang kita butuhkan adalah perputaran berasnya, bukan beras banyak terjual lalu sisa sedikit karena kita ada penugasan pemerintah untuk menjaga stok 1-1,5 juta ton," kata dia.

Menurutnya, jika permintaan beras tetap besar hingga akhir tahun, hal itu dapat berdampak pada meningkatkan kemampuan Bulog menyerap gabah petani. Sebagaimana diketahui, tahun ini Bulog menargetkan bisa menyerap gabah petani setara beras sebanyak 1,4 juta ton.

"Pasar masih terbuka dan memungkinkan untuk memerlukan tambahan suplai," kata dia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement