Selasa 14 Jul 2020 12:02 WIB

Lulusan UBSI Siap Kerja dan Jadi Pengusaha

Pendaftaran masuk UBSI gelombang V dibuka tanggal 7 Juli sampai 5 Agustus 2020.

Ajeng Pangestu (berkerudung merah) mahasiswa semester 6 Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris Universitas Bina Sarana Infomatika (UBSI) berhasil merintis usaha di dunia fashion anak.
Foto: Dok UBSI
Ajeng Pangestu (berkerudung merah) mahasiswa semester 6 Program Studi (Prodi) Bahasa Inggris Universitas Bina Sarana Infomatika (UBSI) berhasil merintis usaha di dunia fashion anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) mengundang  para remaja alumni SMA/Sederajat untuk mendaftar kuliah. Saat ini periode pendaftaran masuk UBSI memasuki gelombang V.

 “Pendaftaran masuk UBSI gelombang tersebut dibuka dari tanggal 5 Juli sampai dengan 5 Agustus 2020,” kata Rektor UBSI, Dr Mochamad Wahyudi dalam keterangan pers, Selasa (14/7).

Ia menambahkan, UBSI berupaya menyiapkan para lulusannya agar siap memasuki dunia kerja maupun menjadi entrepreneur. “Kurikulum UBSI menekankan banyak praktik, sekaligus bekal teori.  Para mahasiswa UBSI mendapatkan bekal berupa ilmu dan ketrampilan yang dibutukan dunia kerja maupun ilmu dan pengalaman untuk menjadi entrepreneur muda,” ujarnya.

Atensi dunia usaha terhadap lulusan UBSI dibuktikan dengan tingginya tingkat penyerapan lulusan UBSI. “Bahkan, saat wisuda, lebih separoh lulusan UBSI sudah diterima di dunia kerja. Ini membuktikan bahwa kurikulum yang diberikan oleh UBSI sudah tepat, sesuai dengan kebutuhan dunia kerja,” ungkap Wahyudi.

Di samping itu, UBSI juga mendorong  para  mahasiswanya agar sedini mungkin mulai merintis usaha bisnis dengan dibimbing oleh lembaga yang khusus menangani hal tersebut, yaitu BSI Entrepreneur Center (BEC). “Sejak mahasiswa, bahkan sejak tahun pertama kuliah,  kami dorong mereka untuk merintis usaha bisnis. Hasilnya, banyak mahasiswa UBSI yang jadi pengusaha sebelum wisuda,” paparnya.

Menurut Wahyudi, upaya mendorong para mahasiswa agar menjadi entrepreneur merupakan hal yang penting untuk mencetak lebih banyak lagi pengusaha di Indonesia. 

“Kalau seseorang menjadi entrepreneur, dia tidak hanya menciptakan lapangan kerja buat dirinya sendiri, tapi juga buat orang lain. Dia menyerap tenaga kerja dimulai dari satu orang, dua orang, tiga orang dan seterusnya bisa belasan hingga puluhan orang. Jadi, turut membantu pemerintah mengatasi pengangguran,” papanya. 

Tidak itu saja, kata Wahyudi, seorang entrepreneur juga bisa melibatkan masyarakat untuk bersama-sama memproduksi barang-barang yang dibutuhkan untuk dijual. “Jadi, seorang entreptreneur juga bisa melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat,” ujar Wahyudi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement