REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pedagang hewan kurban untuk Lebaran Idul Adha 2020 mengkhawatirkan fisik kambing yang cenderung lebih lemah dan rentan sakit di tengah masa pandemi Covid-19.
Di satu sisi, perekonomian yang terpuruk pada masa pandemi Covid-19 membuat pedagang lebih khawatir dengan pengaruh permintaan hewan sehingga lebih memilih menjual sapi.
"Ada rencana untuk jual kambing juga, sih. Mungkin nanti H-10 karena kalau sapi kondisinya kan lebih kuat dibanding kambing," kata pedagang hewan kurban Usman di Jakarta, Senin (13/7).
Padahal, lanjut dia, pada tahun-tahun sebelumnya Usman selalu menjual kambing dan sapi setiap jelang Idul Adha. Sejak tiga hari lalu, Usman memasok 21 sapi untuk dijual menjelang Lebaran Haji yang dia peroleh dari Boyolali (Jawa Tengah) dan Bali.
Sapi kurban miliknya memiliki harga beragam, mulai dari Rp 20 juta sampai Rp 25 juta. Namun, dia belum berhasil menjual satu sapi pun. "Jadi, sekarang belum dapat dilihat ada perbedaan saat menjual di tengah pandemi Covid-19 atau tidak," kata Usman.
Soal distribusi hewan kurban selama pandemi, Usman mengaku tidak alami kesulitan karena tidak terhambat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat diberangkatkan dari Jawa Tengah dan Bali. "Distribusi lancar tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya," kata Usman yang sudah tiga tahun berdagang hewan kurban.
Menurut Usman, sapi-sapinya sudah bersertifikat. Pemilik sapi sudah mengurus kelengkapan berkas, seperti sertifikat sehat dari Dinas KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian) dari asal sapi dikirim.