Ahad 12 Jul 2020 18:01 WIB

Survei: Bantuan Tunai Paling Dibutuhkan di Masa Pandemi

Pandemi Covid-19 berdampak sangat besar terhadap perekonomian masyarakat

Rep: Muhyiddin/ Red: Gita Amanda
Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, (lustrasi).
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah warga mengantre untuk mendapatkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa, (lustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 berdampak sangat besar terhadap perekonomian masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Karena itu, masyakarakat sangat membutuhkan insentif dari pemerintah.

Berdasarkan penelitian terbaru Alvara Research Center, bantuan yang paling dibutuhkan masyarakat di era pandemi ini adalah bantuan tunai dan bantuan sembako. CEO dan Founder Alvara Research Center, Hasanuddin Ali mengatakan, masyarakat yang membutuhkan bantuan tunai tercatat sebesar 65,5 persen, sedangkan yang membutuhkan bantuan sembako sebanyak 58,9 persen.

“Kita lihat di sini yang dibutuhkan oleh masyarakat kita yang pertama di sini adalah batuan tunai. Kemudian, yang kedua bantuan sembako, baru kemudian yang lain-lain,” ujar Hasanuddin saat konferensi pers secara daring, Ahad (12/10).

Dengan adanya temuan ini, menurut dia, Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kementerian Sosial dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Kementerian Desa semakin ditunggu oleh masyarakat terdampak Covid-19. Menurut dia, bantuan tunai menjadi kebutuhan yang paling dibutuhkan karena masyarakat mengalami tekanan ekonomi yang cukup signifikan. 

“Bantuan tunai dan sembako itu sangat dibutuhkan oleh kelompok masyarakat menengah ke bawah. Karena secara ekonomi mereka paling terdampak secara signisifkan,” ucapnya.

Karena itu, menurut dia, selain harus memprioritaskan kesehatan, pemerintah juga harus memprioritaskan ekonomi masyarakat di era pandemi ini. Hal ini berdasarkan hasil penelitian yang mengungkapkan tingginya angka masyarakat yang ingin pemerintah memprioritas ekonomi. 

Dalam penelitian Alvara ini diungkapkan bahwa masyarakat yang menginginkan agar pemerintah memprioritaskan kesehatan sebesar 51,7 persen. Sementara, masyarakat yang ingin pemerintah memprioritaskan ekonomi sebesar 48,3 persen.

“Jadi antara eknomi dan kesehatan, di publik kita bertarung cukup ketat,” katanya.

Alvara Research Center melakukan penelitian “Respon Puvblik atas Covid-19” ini pada 22 Juli sampai 1 Juli 2020. Riset ini menggunakan metode kuantitatif melalui mixed method, Online Survey dan Mobile Assisted Phone Interview (MAPI) dengan melibatkan 1.225 responden di Indonesia.

Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini mayoritas dari kalangan millenial, yakni 51,9 persen. Penelitian ini dilakukan di hampir seluruh kepulauan di Indonesia. Namun, mayoritas responden tersebar di Pulau Jawa dengan proporsi 77,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement