REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Bio Farma menerima Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VI DPR yang dipimpin Wakil Ketua Komisi VI DPR Gde Sumarjaya Linggih. Turut mendampingi Asisten Deputi Industri Telekomunikasi dan Farmasi Kementerian BUMN, Aditya Dhanwantara. Kunjungan ini dilakulan dalam rangka melihat langsung kesiapan dan peran holding BUMN Farmasi dalam mengatasi Pandemi Corona Virus (Covid-19) di Indonesia. Rombongan diterima langsung oleh Direktur Utama Bio Farma sekaligus Direktur Utama Induk Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir beserta jajaran Board of Executives Bio Farma.
Gde Sumarjaya Linggih menyampaikan peran BUMN Farmasi menjadi sangat penting dalam upaya penanganan pandemic covid-19 terutama dalam menyediakan dan memastikan kebutuhan suplai produk farmasi di era new normal. ''Dengan adanya covid-19 ini menjadi tantangan bagi stakeholder dalam hal ini kefarmasian di Indonesia, oleh karena diharapkan tujuan dari kunjungan ini dapat memecahkan permasalahan yang dialami oleh BUMN Farmasi akibat pandemic covid-19 juga sebagai fungsi pengawasan agar bisa bersama-sama mengemban tugas negara dalam penanggulangan covid-19 ini,'' ucap Gde Linggih dalam siaran pers yang diterima Republika, Sabtu (11/7).
Asisten Deputi Industri Telekomunikasi dan Farmasi Kementerian BUMN, Aditya Dhanwantara berharap Bio Farma dapat menjawab apa yang menjadi pertanyaan dari anggota Komisi VI DPR. ''Kunjungan ini dapat memberikan pemahaman mengenai BUMN Farmasi bagi pemerintah untuk mendukung program-program kerja kesehatan kedepannya,'' ujarnya.
Honesti Basyir dalam sambutannya menyampaikan manfaat dari pembentukan holding farmasi ini adalah untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, meningkatkan ketersediaan produk. Serta menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi. Upaya untuk pencegahan dan pengobatan Covid-19, dilakukan oleh Bio Farma sebagai induk Holding BUMN Farmasi yang baru saja terbentuk pada akhir Januari 2020 lalu bersama dengan anggota holding BUMN farmasi lainnya. Yaitu PT Kimia Farma, Tbk dan PT Indofarma, Tbk untuk menyediakan obat, yang sudah masuk ke protokol pemerintah yang sudah mampu diproduksi sendiri seperti Chloroquine, Hidrocholoroquine.
Holding BUMN Farmasi memiliki peran yang strategis antara lain berkolaborasi untuk pengembangan vaksin, obat dan test diagnostik yang bekerjasama dengan lembaga riset nasional Perguruan Tinggi dan lembaga lainnya, serta mencari potensi kerjasama dengan lembaga Riset di luar negeri.
Bio Farma sebagai induk holding BUMN Farmasi, telah berhasil memproduksi sendiri Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Dengan adanya RT-PCR ini, semakin mengukuhkan Bio Farma sebagai perusahaan lifescience yang tidak hanya menghasilkan vaksin dan sera, tetapi juga produk lifescience seperti biosimilar dan kit diagnostik.
Tes Kit berbasis RT-PCR ini telah memenuhi Golden Standard dalam pemeriksaan COVID-19 sekaligus penentuan penegakkan diagnosis status positif atau negatif dari sampel swab yang berasal dari pasien yang terduga terpapar oleh COVID-19. RT-PCR yang Bio Farma hasilkan, merupakan hasil kolaborasi dalam nuansa kegotong-royongan dalam Gerakan Indonesia Pasti Bisa dalam Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR) yang dimotori oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Sampai dengan bulan Juli 2020, Bio Farma sudah memproduksi sebanyak 140 ribu kit, dimana 100 ribu pertama sudah didonasikan ke 45 laboratorium yang tersebar di Indonesia, berdasarkan rekomendasi dari BNPB dan akan meningkatkan kapasitas produksi RT-PCR pada Triwulan IV 2020, untuk memenuhi permintaan pemerintah sebanyak 2 juta per bulan dan Peran Bio Farma termasuk proses serta pengujian (quality control), packaging dan distribusi.
Direktur Operasi Bio Farma M Rahman Rustan menyampaikan bahwa Bio Farma sebagai Induk Holding BUMN Farmasi dalam penanganan wabah Covid-19 terlibat aktif dalam penanganan wabah Covid-19 di Indonesia. ''Salah satunya kolaborasi dengan RSPAD dan Lembaga Eijkman dalam pemanfaatan plasma konvalesent untuk terapi kepada pasien Covid-19,'' paparnya.
Cara kerja dari plasma konvalesen ini adalah dengan memanfaatkan antibodi yang muncul secara alami dari tubuh pasien Covid-19 yang sudah sembuh, kemudian antibodi yang terkandung dalam plasma tersebut, diberikan kepada pasien Covid-19 lainnya yang termasuk kedalam kategori kritis atau pasien yang membutuhkan ventilantor.
Selain pembuatan Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri khususnya pada masa pandemik COVID-19,dukungan terapi plasma konvalesen, pembuatan Mobile Laboratorium BSL 3, Bio Farma sudah menyiapkan juga skenario lainnya untuk menangani wabah Covid-19 antara lain ; pengembangan vaksin Covid-19, dan pembuatan Viral Transfer Medium (VTM).