Jumat 10 Jul 2020 06:33 WIB

PLN Jabar akan Bantu Pasang Listrik Madrasah

PLN akan memprioritaskan madrasah yang lokasinya dekat dengan jaringan listrik

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Siswa Madrasah Ibtidaiyah Mansyaul Huda berjalan di kawasan sekolah yang terkena abrasi di Kampung Beting, Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Foto: Thoudy Badai
Siswa Madrasah Ibtidaiyah Mansyaul Huda berjalan di kawasan sekolah yang terkena abrasi di Kampung Beting, Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat, mengaku sudah menerima laporan banyak madrasah yang belum teraliri listrik. Oleh karena itu, menurut Manager Komunikasi PLN UID Jabar, Iwan Ridwan, saat ini PLN UID Jabar terus berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kemenag Jabar dan pemerintah kabupaten/kota di Jabar untuk mengetahui berapa banyak madrasah yang belum teraliri listrik dari PLN. 

"Ini akan kami bantu bertahap. Kami bekerja sama dengan baitul mal PLN," ujar Iwan kepada Republika, Kamis (9/7). Menurut Iwan, baitul mal PLN selama ini menerima zakat, infak, sodakoh dari karyawan PLN. Dana Baitul mal ini, akan dialokasikan untuk memasang jaringan listrik di madrasah. 

"Biasanya  madrasah  yang mengajukan pemasangan jaringan listriknya yayasan. Nah, kami akan bantu melalui  baitul mal yang membayarkan biaya jaringannya," katanya. Saat ditanya berapa banyak madrasah yang akan dibantu, Iwan mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan 17 UPT yang ada di semua kabupaten/kota di Jabar. Mereka, sedang melakukan pendataan.

"Kami terus mendata ini madrasah yang belum punya listrik dimana saja dan berapa banyak. Kami terus menghimpun datanya dan berkoordinasi juga dengan Kantor Kemenag," katanya. Iwan mengatakan, PLN sendiri akan memprioritaskan madrasah yang lokasinya sudah dekat dengan jaringan listrik. Karena, kalau jaringannya jauh pemasangan listriknya harus ada perluasan lagi. 

"Kami akan membantu madrasah di tahap awal ini baru beberapa sambil menunggu data. Secara bertahap kami akan melakukan penyambungan," katanya.

Seperti diberitakan Republika sebelumnya, Data Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama (Kemenag) menunjukkan belasan ribu madrasah belum teraliri listrik dan belum memiliki akses internet. Kebanyakan madrasah-madrasah minim akses tersebut ternyata berada di Pulau Jawa.

Menurut data Kemenag, daerah terbanyak dengan madrasah tak berlistrik adalah Jawa Timur (2.945 madrasah), kemudian Jawa Barat (2.522), Jawa Tengah (870), serta Banten (592). Madrasah tak dialiri listrik juga mencapai 272 unit di DKI Jakarta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement