REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Wakaf Indonesia (BWI) meluncurkan gerakan Wakaf Peduli Indonesia (Kalisa) untuk membantu menangani dampak wabah Covid-19. Peluncuran dilakukan di Kantor Pusat Bank Jatim, Surabaya, Jawa Timur pada Rabu (8/7).
Gerakan ini diharapkan mampu menggerakan masyarakat untuk menggalakan wakaf, yang hasilnya digunakan untuk membantu masyarakat lain yang terdampak wabah Covid-19. Ketua BWI, Muhammad Nuh mengatakan, penanganan Covid-19 tak bisa dilakukan sendiri dan harus melibatkan publik.
Dana wakaf akan dikelola dan imbal hasil dari pengelolaan itu yang akan dimanfaatkan dalam menangani Covid-19. Nuh mengungkapkan, untuk saat ini yang paling aman adalah disimpan di bank syariah dalam bentuk deposito.
Adapun yang telah dilakukan BWI adalah dengan investasi sukuk. Dimana BWI telah melakukan investasi sukuk sekitar Rp 51 miliar dari dana wakaf yang dihimpun.
"Meskipun setelah wabah Covid-19 berakhir, gerakan Kalisa akan tetap berjalan, yang sasarannya adalah kegiatan-kegiatan sosial lain," kata Nuh, Rabu (8/7).
Ia mengakui, untuk negara mayoritas Muslim sebesar Indonesia, perwakafan dalam negeri masih terbilang sangat kecil. Namun dia optimistis gerakan wakaf nantinya akan semakin masif.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyambut baik dan siap mendukung gerakan Kalisa yang baru diluncurkan. Apalagi, Bank Jatim yang merupakan entitas atau bagian dari Pemprov Jatim, menjadi salah satu bank yang dipercaya untuk mengelola dana wakaf tersebut.
Dia juga menyambut baik inisiatif BWI yang ingin membantu masyarakat terdampak Covid-19 lewat program tersebut. "Pemulihan ekonomi ini kita perlu menggerakkan semua modal sosial masyarakat. Kita gak bisa sepenuhnya mengandalkan pemikiran yang komersial," ujar Emil.