Rabu 08 Jul 2020 17:23 WIB

Alumni STMIK Nusa Mandiri Jadi Penulis

Alumni STMIK Nusa Mandiri itu telah menerbitkan enam buku.

Sari Anggar Kusuma Melati, Alumni Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa angkatan  2015 sukses berkarir menjadi seorang penulis.
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
Sari Anggar Kusuma Melati, Alumni Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa angkatan 2015 sukses berkarir menjadi seorang penulis.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sari Anggar Kusuma Melati, alumni Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa angkatan  2015 sukses berkarir menjadi seorang penulis.

Perempuan muda yang sudah menulis sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini telah mengeluarkan buku-bukunya yang berlatar religius dan isu  kemanusiaan.

“Saya punya hobi menulis sejak Sekolah Dasar (SD). Saya menulis cerita-cerita fiksi dan juga puisi saat SMP. Kawan-kawan SMP sering pinjam buku dari cerita-cerita fiksi yang saya buat, bahkan dibuat bergilir oleh mereka,” ujar Anggar dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (7/7).

Ia terbiasa menulis sejak kecil, karena hiburannya hanya melalui radio RRI. Dan dia sering mendengar drama-drama di radio itu sebagai inspirasinya.

“Novel pertama saya terbit tahun 2015. Namun tulisan pertama saya berupa puisi terbit di jurnalisme puisi dan sastra Republika Online beberapa waktu sebelumnya,”  kata Anggar.

Ia menyebutkan,  ada enam  buku karyanya  yang sudah terbit. Yaitu, Jomblo Move On,  Cinderela Yang Bersujud,  Survive (semuanya berupa novel);  antologi cerpen Coklat Untuk Nia, antologi puisi Dari Indonesia Untuk Gaza Palestina, dan novel  mini Jodoh Romantis.

Anggar Putri,  demikian nama penanya. Lulusan STMIK Nusa Mandiri Program Studi Sistem Informasi ini memiliki motto hidup ‘Sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya’. 

Selain jadi penulis,  ia juga aktif di sebuah komunitas sosial dan sering diundang untuk jadi pembicara workshop juga bedah buku.

Komunitas Jalan Bagi yang didirikannya memiliki sebuah tujuan mulia. “Selain untuk berdakwah, komunitas ini juga mengajak para relawan untuk terjun langsung pada masyarakat yang membutuhkan bantuan,” ujarnya. 

Komunitas itu mengajak generasi milenial yang hobi  traveling dan mendaki, selain untuk berwisata,  juga berbagi pada mereka yang secara sosial hidupnya belum tercukupi.

“Sudah tiga tahun berjalan konsep ini saya terapkan pada komunitas yang saya dirikan. Mereka,  para relawan kami ajak ke sekolah-sekolah pelosok di kaki gunung untuk menyalurkan sendiri bantuannya,”  ungkap Anggar.

Dengan cara seperti ini, ia berharap dapat mengajak generasi milenial untuk berdakwah dengan menebar manfaat pada banyak orang. Ia berharap, semoga dakwah sosial ini dapat mendatangkan keberkahan bagi masyarakat. 

“Isi masa produktif kita dengan kebaikan demi kebaikan, penuh prestasi dan penuh karya menuju Allah,”  pesannya pada generasi milenial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement