REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Penjualan hewan qurban di Pasar Hewan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, mulai mengalami peningkatan menjelang hari raya Idul Adha. Sejak beroperasi kembali mulai awal Juli, peningkatan pembeli hewan qurban semakin meningkat.
Kepala PLT UPTD Pasar Hewan Manonjaya, Eka Rostika Ningsih mengatakan, pasar itu sempat tutup pada masa awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diterapkan. Namun, sejak dibuka kembali pada awal Juli, pembelian hewan qurban semakin meningkat, apalagi menjelang hari raya Idul Adha.
"Kita sempat tutup, lalu buka dengan sapi lokalan. Sekarang mulai ramai lagi pembeli, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," kata dia, Rabu (8/7).
Kendati mulai meningkat, penjualan sapi saat ini masih lebih rendah dibandingkan pada tahun sebelumnya. Ia menyebutkan, dari 300 hewan yang masuk dalam sehari, saat ini yang terjual hanya mencapai sekira 90 ekor. Angka itu menurun dari tahun sebelumnya, dari 300 ekor yang masuk dalam sehari, yang terjual bisa mencapai 200 ekor.
"Jadi ada penurunan penjualan sekira 40-50 persen dari tahun sebelumnya," kata dia.
Menurut dia, penurunan angka penjulaan itu disebabkan saat ini pandemi Covid-19 belum teratasi sepenuhnya. Meski demikian, ia optimistis penjualan akan semakin meningkat mendekati hari raya Idul Adha.
Sementara itu, salah seorang pedagang sapi di Pasar Hewan Manonjaya, Raden Rizki Fauzi mengatakan, dampak pandemi Covid-19 terasa kepada para penjual hewan qurban di Tasikmalaya. Saat ini, ia tak berani menyetok sapi banyak seperti tahun sebelumnya.
"Jadi kita stok tidak banyak, hanya melayani pesanan. Kalau tahun kemarin kan stok banyak, dan pasti habis saat menjelang qurban," kata dia.
Menurut dia, saat ini persediaan sapinya hanya sekira 30 ekor, dengan harga Rp 19-22 juta per ekor. Padahal, pada tahun sebelumny ia bisa menyetok sapi hingga 50-60 ekor.
"Kalau sekarang tidak berani, soalnya penurunan daya beli juga turun sampai 50 persen," kata dia.