Selasa 07 Jul 2020 11:41 WIB

Gus AMI: PKB Siap Usung Haluan Negara untuk Peradaban Dunia

PKB umumkan visi tentang haluan politik internasional

Ketua Umum PKB, H. Abdul Muhaimin Iskandar (AMI) menulis artikel dan diterbitkan oleh Jurnal Strategic Review edisi 2 Juli 2020
Foto: PKB
Ketua Umum PKB, H. Abdul Muhaimin Iskandar (AMI) menulis artikel dan diterbitkan oleh Jurnal Strategic Review edisi 2 Juli 2020

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa membuat gebrakan monumental dengan mengumumkan visinya tentang haluan poltik internasional. PKB menggambarkan visinya sebagai jabaran dari wawasan yang diwariskan oleh Bapak Pendiri Bangsa kedalam strategi politik untuk menapakkan posisi Indonesia diantara bangsa-bangsa dunia sebagai salah satu kontributor utama dalam memperjuangkan kemuliaan peradaban umat manusia. 

Visi itu dituangkan dalam artikel yang ditulis oleh Ketua Umum PKB, H. Abdul Muhaimin Iskandar (AMI), dan diterbitkan oleh Jurnal Strategic Review edisi 2 Juli 2020. Arikel itu berjudul: “The future of civilization: Indonesia’s contribution; It’s time to renew the spirit of the Non-Aligned Movement for the 21st century” (“Masa Depan Peradaban: Kontribusi Indonesia; Saatnya memperbarui semangat Gerakan Non-Blok untuk abad ke-21”).

Strategic Review adalah jurnal politik internasional berbahasa Inggris yang menyoroti dinamika politik internasional dari sudut pandang Indonesia. Terbit di Jakarta sejak 2012, jurnal ini dinakhodai oleh Pemimpin Redaksi Hasan Wirajuda, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia, dan telah berhasil mengukuhkan diri sebagai rujukan utama berbagai kalangan internasional yang berkepentingan dengan Indonesia.

Dalam artikel yang ditulisnya, Gus AMI memaparkan prinsip-prinsip universal yang harus diusung sebagai haluan politik internasional Indonesia, berdasarkan wawasan yang diwariskan oleh para Bapak Pendiri Bangsa, yaitu, Pertama, memperlakukan sesama secara adil dan sederajat tanpa memandang suku atau agama; tanpa permusuhan atau kebencian; dan tanpa berusaha meminggirkan atau menyingkirkan.

Kedua, menerima dan menghormati negara bangsa yang berdaulat sebagai sistem politik yang mengikat warga dari setiap bangsa, tanpa menyebarkan atau mengejar agenda supremasi terhadap bangsa lain. Sementara Ketiga, menerima dan menghormati hukum negara sebagai tatanan yang mengikat semua warganya, dan tidak memberikan ruang bagi siapa pun untuk menjadikan agama sebagai pembenaran atas tindakan melawan hukum, apalagi untuk menghasut dan/atau berpartisipasi dalam pemberontakan terhadap otoritas yang sah.

Keempat, memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. “Prinsip-prinsip universal itu adalah jawaban bagi bermacam kemelut yang melanda dunia internasional dewasa ini”, kata Gus AMI.

Ia pun menggaungkan seruan Gus Dur dalam artikel yang dimuat di Wall Street Journal tahun 2005 yang lalu: “Sudah waktunya bagi semua orang yang beritikad baik dari setiap agama dan bangsa untuk mengakui bahwa bahaya mengerikan mengancam umat manusia. Kita tidak dapat melanjutkan 'bisnis seperti biasa' dalam menghadapi ancaman eksistensial ini. Sebaliknya, kita harus mengesampingkan pertengkaran internasional dan partisan kita, dan bergabung bersama untuk menghadapi bahaya yang ada di depan kita."3

Sebagaimana diketahui, sejak 2018 Partai Kebangkitan Bangsa telah diterima sebagai anggota Centris Democrat Internasional (CDI), sebuah koalisi politik internasional beranggotakan lebih dari 150 partai politik dari berbagai negara di seluruh dunia. Kaukus CDI di Eropa, European People’s Party (EPP), memenangi pemilu terakhir dan memegang mandat pemerintahan Uni Eropa saat ini.

Sejak menjadi anggota, PKB telah berhasil menggolkan tiga resolusi yang diterima secara aklamasi oleh CDI. Resolusi-resolusi itu diusung dalam konteks Gerakan Global Islam Untuk Kemanusiaan (Humanitarian Islam). Salah satunya memuat hasil-hasil Bahtsul Masail Maudlu’iyyah dari Musyawarah Nasional Alim-Ulama Nahdlatul Ulama di Kota Banjar pada awal 2019 yang lalu.

“Partai Kebangkitan Bangsa bertekad untuk mengusung panji-panji kontribusi Indonesia bagi kemanusiaan dan peradaban dunia”, demikian Gus AMI menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement