REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Tim Pengendali Inflasi Daerah Provinsi Kepulauan Riau mencatat harga tiket pesawat, beras, dan rokok kretek filter memicu inflasi di Kepulauan Riau pada Juni 2020.
TPID mengumumkan, secara bulanan Kepri mengalami inflasi sebesar 0,05 persen (mtm), lebih rendah dibandingkan Mei 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,15 persen (mtm).
"Komoditas utama penyumbang inflasi pada Juni 2020 adalah angkutan udara, beras, dan rokok kretek filter," kata Wakil Ketua TPID Kepri Musni Hardi K. Atmaja di Batam, Senin (6/7).
Komoditas utama penyumbang inflasi kelompok transportasi adalah angkutan udara yang mengalami inflasi 12,15 persen (mtm) dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,16 persen (mtm).
Menurut TPID, inflasi tarif angkutan udara seiring meningkatnya aktivitas penerbangan, dengan kapasitas kursi yang masih dibatasi.
"Namun demikian, inflasi Kepri pada Juni 2020 tertahan oleh deflasi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar -1,73 persen (mtm) dengan andil sebesar -0,12 persen (mtm)," kata dia.
Komoditas utama penyumbang deflasi pada kelompok ini adalah emas perhiasan sebesar -7,16 persen (mtm) seiring penurunan harga emas di tingkat global.
Selain itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga tercatat mengalami deflasi sebesar -0,24 persen (mtm) dengan andil terhadap deflasi sebesar -0,07 persen (mtm).
"Komoditas utama penyumbang deflasi yakni cabai merah dan bawang merah," kata dia.
Menurut dia, penurunan harga cabai merah dan bawang merah terjadi karena pasokan lancar dan permintaan dari segmen hotel dan rumah makan menurun.
Secara tahunan, inflasi Kepri Juni 2020 tercatat 0,24 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,52 persen (yoy) maupun inflasi nasional sebesar 1,96 persen (yoy).
"Dengan perkembangan tersebut, inflasi Kepri pada Juni 2020 masih berada di bawah kisaran sasaran inflasi tahun 2020 sebesar 3 ± 1 persen (yoy)," kata dia.
Dalam kesempatan itu, ia juga menjelaskan secara spasial Kota Batam dan Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,06 persen (mtm), dan 0,09 persen (mtm).
Komoditas utama penyumbang inflasi di Batam adalah angkutan udara, beras, rokok kretek filter dan telur ayam ras.
Komoditas utama penyumbang inflasi di Tanjungpinang daging ayam ras ikan tongkol, ikan caru dan ikan selar.
"Meningkatnya inflasi pada beberapa komoditas ikan segar di Tanjungpinang terjadi seiring dengan berkurangnya pasokan ikan akibat cuaca yang kurang kondusif," kata dia. Secara tahunan, inflasi Kota Batam tercatat sebesar 0,33 persen (yoy), dan inflasi di Tanjungpinang sebesar -0,32 persen (yoy) lebih rendah dari bulan sebelumnya.