Senin 06 Jul 2020 02:08 WIB

Stok Menipis, PMI Pastikan Donor Darah Aman Sesuai Protokol

Secara nasional, penurunan stok darah sekitar 10-20 persen dari biasanya.

Rep: Febryan A/ Red: Muhammad Fakhruddin
Warga keluar dari dalam bus Palang Merah Indonesia (PMI) usai mengikuti donor darah di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (23/4/2020). PMI daerah setempat mulai mengintensifkan pengoperasian bus donor darah keliling ke sejumlah kawasan permukiman padat penduduk guna mendapatkan ketersediaan stok darah pada bulan Ramadhan ditengah pandemi COVID-19
Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
Warga keluar dari dalam bus Palang Merah Indonesia (PMI) usai mengikuti donor darah di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (23/4/2020). PMI daerah setempat mulai mengintensifkan pengoperasian bus donor darah keliling ke sejumlah kawasan permukiman padat penduduk guna mendapatkan ketersediaan stok darah pada bulan Ramadhan ditengah pandemi COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) menipis. Salah satu penyebabnya adalah kekhawatiran para pendonor terhadap penularan virus corona (Covid-19).

Pengurus Bidang Donor Darah PMI Pusat, dr. Linda Lukitari Waseso, mengatakan, berkurangnya stok darah terjadi di sejumlah wilayah yang terdampak Covid-19. Secara nasional, penurunan stok darah sekitar 10-20 persen dari biasanya.

"Biasanya ketersediaan bisa untuk 4 hari. Saat ini hanya untuk 2 hari. Sementara ketersediaan kurang pada golongan darah AB, A dan komponen darah tertentu," ucap Dokter Linda dalam keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Ahad (5/7).

Menipisnya stok darah ini, kata dia, terjadi di saat para pasien berbagai macam penyakit masih membutuhkan transfusi darah. Mulai dari yang membutuhkan darah rutin, seperti thalassemia dan penyakit kanker, hingga untuk penganan pasien DBD yang sedang mengancam Indonesia.

Menurut Linda, penyebab menipisnya stok darah adalah keengganan ataupun kecemasan para pendonor dengan penularan Covid-19. Namun, ia memastikan bahwa proses donor darah di PMI aman dilaksanakan. 

"Untuk pelaksanaan donor darah masih bisa dikatakan aman," ucapnya.

Sebab, terang Linda, hingga saat ini belum ada laporan terkait penularan Covid-19 saat proses pendonoran darah ataupun pada saat tranfusi darah. Terlebih, pelaksanaan donor darah di PMI sesuai protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19.

Sejumlah protokol kesehatan yang dijalankan adalah pemeriksaan suhu tubuh pendonor, dan wawancara terkait kemungkinan tertular. Petugas PMI juga melakukan pemeriksaan fisik sederhana dan penyemprotan disinfektan secara berkala.

Menipisnya stok darah PMI ini turut menjadi sorotan Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas. Ia pun meminta PMI untuk proaktif mencari pendonor dan memberikan rasa aman kepada mereka. 

Abbas juga mengimbau masyarakat untuk menjadi pendonor. "Pihak pendonor tidak usah takut akan terkena Covid-19, karena pihak PMI sudah siap untuk menjalankan tugasnya sesuai dengan protokol medis yang ada," kata Abbas.

Ketika protokol kesehatan dijalankan, menurut Abbas, pendonor akan sangat dijaga keamanan dirinya dari risiko tertular virus corona. Abbas pun memberikan perspektif agama terkait pentingnya mendonorkan darah sebagai salah satu upaya saling tolong menolong.

"Dari perspektif agama ada satu hadis yang sangat perlu kita ketahui bahwa orang yang mau membantu dan mengeluarkan orang lain dari kesulitan, maka Allah telah berjanji akan memberikan kelapangan kepadanya, tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat," ungkap Abbas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement