REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Seorang pendaki sempat dilaporkan hilang di Gunung Guntur, Kabupaten Garut, pada Sabtu (4/7). Pendaki yang bernama Afrizal Putra M (16 tahun) akhirnya dapat ditemukan oleh tim SAR gabungan yang mencari di lokasi pada Ahad (5/7).
Entis Sutisna (61 tahun) adalah salah satu warga setempat yang ikut tergabung dalam tim pencarian dan menemukan Afrizal. Pendaki muda itu ditemukan cukup jauh dari lokasinya berkemah, tepatnya di sebuah baru besar yang berlokasi dekat sumber mata air Citiis.
Entis mengatakan, warga sekitar kaki Gunung Guntur mendapat kabar adanya pendaki yang hilang pada Sabtu malam. Atas inisiatif pribadi, ia bersama dua orang relawan dari Gunung Cikuray melakukan pencarian pada Ahad pagi.
"Saya sudah keliling tak ketemu, akhirnya saya tawasul bersama teman-teman untuk meminta kepada Allah agar dilihatkan orang hilang itu. Setelah tawasul, saya panggil lagi namanya, ada yang teriak 'di sini.. di sini..'," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Ahad.
Setelah diperiksa, orang yang teriak itu adalah pendaki yang sebelummya dilaporkan hilang. Ia langsung memeluk anak itu ketika bertemu. Menurut dia, badan anak itu banyak luka baret karena tergores duri tanaman.
Entis mengatakan, berdasarkan keterangan Afrizal, pada malam hari pendaki yang hilang itu tidur di tenda berdama kawan-kawannya. Namun, ketika terbangun ia telah berada di luar tenda. "Lokasi ditemukannya itu bukan jalur pendakian. Agak jauh dari jalur," kata dia.
Setelah ditemukan, pendaki itu langsung dibawa turun dan dititipkan ke warga yang memiliki kendaraan untuk diantarkan pulang ke rumahnya. Sebab, kondisi pendaki itu sangat lemah.
Dengan adanya kejadian itu, Entis kembali mengingatkan agar para pendaki untuk tetap menjaga sopan santun ketika melakukan pendakian. Ia mengimbau para pendaki untuk tidak sembarangan di gunung. "Kalau lewat jam 9 malam, tak usah memaksakan naik. Mending nunggu pagi agar aman," kata dia.
Sebelumnya, Kepala Seksi Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah V Garut, Dodi Arisandi mengimbau, para pendaki tak memasuki kawasan cagar alam (CA) di Gunung Guntur. Sebab, kawasan CA terlarang dimasuki tanpa izin.
Namun, tetap banyak pendaki yang nekat memasuki kawasan CA Gunung Guntur. Kejadian pendaki hilang pada Sabtu di pos 3 Gunung Guntur, menurut dia, juga sudah memasuki kawasan CA
"Kita sebenarnya memperbolehkan pendaki hanya di areal TWA sampai Curug Cikoneng. Kita tak izinkan mereka ke CA, tapi faktanya di lapangan susah dikontrol," kata dia.
Menurut dia, pendaki Gunung Guntur memasuki kawasan CA sudah menjadi hal biasa. Kendati demikian, petugas KSDA bukan berarti tak bertindak.
Dodi mengatakan, pihaknya telah sering memberi imbauan kepada pendaki dan masyarakat sekitar. Selain itu, ia juga telah mengusulkan perubahan fungsi CA menjadi TWA Gunung Guntur. Namun, keputusannya ada di level Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). "Memang dilema. Di satu sisi, kita terus mengimbau agar pendaki tak masuk cagar alam. Di sisi lain, Guntur ini menjadi ikon wisata Garut," kata dia.