Jumat 03 Jul 2020 14:54 WIB

Pedagang Ayam Potong Mogok Jualan

Kenaikan harga ayam potong dari pemasok dinilai tidak wajar.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Ilham Tirta
Pedagang daging ayam (ilustrasi).
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Pedagang daging ayam (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Kenaikan harga ayam potong yang disebut tidak wajar membuat para pedagang daging ayam di Pasar Projo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah meradang. Mereka ‘ngambek’ dan sepakat berhenti berjualan selama dua hari, sebagai bentuk protes tingginya harga di tingkat pemasok tersebut.

“Mulai hari ini dan Sabtu besok, jangan harap ada penjual daging ayam di Pasar Projo, karena kami ‘mogok’ berjualan,” ungkap salah seorang penjual daging ayam di Pasar Projo Ambarawa, Istiqomah (42 tahun), yang ditemui di Pasar Projo Ambarawa, Jumat (3/7).

Menurut dia, saat ini harga daging ayam potong di tingkat pemasok sudah mencapai Rp 45 ribu per kilogram. Padahal, harga normalnya berkisar Rp 27 ribu per kilogram.

Biasanya, kenaikan harga ayam potong di tingkat pemasok pada momentum tertentu, seperti jelang hari raya Idul Fitri maksimal hanya berkisar Rp 35 ribu per kilogram. Sekarang ini, harga ayam potong di tingkat pemasok sudah tembus Rp 45 ribu per kg.

“Bagi kami, harga di atas Rp 40 ribu per kg di tingkat pemasok itu sudah tidak wajar, apalagi sekarang juga bukan mementum lebaran,” tegasnya.

Istiqomah menyampaikan, tingginya harga ayam potong di tingkat pemasok membuat para pedagang kesulitan menjual kepada konsumen. Sebab, harga di tingkat konsumen jatuhnya bisa lebih mahal lagi.

Dalam tiga hari terakhir, pembeli daging ayam potong ikut sepi di Pasar Projo. Harga daging ayam semakin tidak terjangkau di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini.

Ia mengaku pedagang menjadi serba salah dengan kondisi tersebut. Sebab, mau menjual daging ayam dengan harga lebih tinggi tidak ada pembeli.

Demikian halnya, menjual tanpa mengambil untung jelas tidak mungkin, “Makanya kami sepakat untuk mogok dulu, sebagai bentuk protes para pedagang agar harga ayam kembali stabil,” katanya.

Pedagang di Pasar Projo lainnya, Lasmi (39) mengatakan, beberapa hari ini daging ayam memang sepi pembeli. Dalam kondisi seperti ini, setiap hari para pedagang sulit mendapatkan untung dan selalu membawa pulang sisa ayam potong yang tidak terjual.

Para pedagang daging ayam potong memilih mogok jualan terlebih dahulu agar tidak merugi. “Harapannya, dengan mogok ini harga daging ayam setidaknya bisa berangsur normal,” tambahnya.

Jumlah pembeli daging ayam dari kalangan rumah tangga juga terus menurun. Sedangkan pembali dari kalangan pelaku usaha kecil, seperti penjual mi ayam, warung atau usaha kuliner lainnya masih tetap berjalan terus. “Mereka masih membeli kendati kuantitasnya juga semakin menurun,” lanjutnya.

Lurah Pasar Projo, Sugeng Setyono yang dikonfirmasi mengaku telah mendengar rencana mogok berjualan para pedagang daging ayam di Pasar Projo Ambarawa tersebut. Menurutnya, jumlah pedagang penjual daging ayam potong di Pasar Projo saat ini ada sebanyak 30 orang.

Hari ini, memang masih ada satu dua orang pedagang daging ayam yang masih berjualan. Namun pada Sabtu besok, mereka sepakat untuk mogok semua.

“Memang para pedagang daging ayam telah membuat kesepakatan untuk tidak berjualan semua pada hari Sabtu besok,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement