Kamis 02 Jul 2020 16:21 WIB

Yurianto: Baru Separuh Kapasitas RS Covid-19 Digunakan

Tingkat hunian rumah sakit khusus Covid-19 nasional di kisaran 55,5 persen.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Nur Aini
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang juga Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjawab pertanyaan saat wawancara di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang juga Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menjawab pertanyaan saat wawancara di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto menyebut hingga kini pemerintah masih mampu mempertahankan tingkat hunian rata-rata nasional di rumah sakit akibat kasus Covid-19 di kisaran angka 55,5 persen. Artinya, kata dia, dari seluruh kapasitas hunian di rumah sakit untuk menangani pasien Covid-19, baru separuh kapasitas hunian yang digunakan.

Yurianto mengatakan, angka rata-rata nasional hunian di rumah sakit itu dihitung berdasarkan jumlah kasus positif yang terkonfirmasi.

Baca Juga

“Kita masih bisa mempertahankan tingkat hunian rata-rata nasional di kisaran 55,5 persen artinya baru separuh kapasitas yang digunakan,” ujar Yurianto saat konferensi pers, Kamis (2/7).

Yurianto menegaskan, tak ada penambahan signifikan dari jumlah hunian di rumah sakit. Dari pemeriksaan yang dilakukan pada hari ini, ditemukan adanya penambahan kasus terkonfirmasi positif yakni sebanyak 1.624 orang. Sehingga, total akumulasi kasus positif hingga hari ini sebanyak 59.394 orang.

Ia menjelaskan, banyaknya kasus positif itu didapatkan dari hasil tracing yang dilakukan secara agresif dan pemeriksaan secara masif. Selain itu, sebagian besar kasus positif tersebut merupakan kasus yang tak memiliki indikasi untuk dirawat di rumah sakit.

“Sehingga kita menyarankan untuk melaksanakan isolasi secara mandiri. Ini yang menjadi penting untuk kita perhatikan bahwa penambahan kasus yang demikian banyak tidak selalu dimaknai dengan penambahan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit,” kata Yurianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement