Selasa 30 Jun 2020 21:52 WIB

Wawali: Prediksi Pakar Puncak Covid-19 Bogor Bisa Awal 2021

Prediksi menyebut jumlah terkonfirmasi Covid di Bogor bisa sampai 72 ribu orang.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Teguh Firmansyah
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Puncak pandemi Covid-19 di Kota Bogor diperkirakan akan menembus angka 72 ribu orang yang bakal terjadi pada awal 2021. Jumlah itu berdasarkan laporan dari pakar epidemiologi yang disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.

"Dari Gubernur Jabar membuat laporan yang intinya di dalamnya ditulis prediksi ahli epidemiologi, Kota Bogor akan berada dipuncaknya pada Januari 2021 dengan jumlah terkonfirmasi positif 72 ribu orang," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim saat ditemui di Balai Kota Bogor, Selasa (30/6).

Baca Juga

Menurut Dedie, jumlah itu masih sebatas prediksi yang dapat berubah dan perlu dibuktikan. Sebab, pakar epidemiologi sebelumnya telah memprediksi puncak pandemi Kota Bogor akan terjadi pada Juli-Agustus.

Dedie memperkirakan, prediksi puncak Covid-19 pada Juli-Agustus tidak akan terjadi. Mengingat, kondisi persebaran Covid-19 di Kota Bogor masih terbilang terkendali dengan total 182 kasus terkonfirmasi positif sejak diumumkan pertama kali pada pertengahan Maret 2020 lalu. Terlebih, dari jumlah itu tingkat kesembuhan mencapai 117 orang.

"Alhmdulillah, kemarin kan ngomong Juli-Agustus ya, mudah-mudahan tak terjadi. Nah, kemudian itu dihitung ulang lagi, katanya prediksi bergeser antara November (2020) sampai Januari (2021)," urai Dedie.

Meskipun prediksi, Dedie yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bogor itu menegaskan, pihaknya akan tetap waspada. Dia menyatakan, prediksi puncak itu harus dapat dihindari.

"Nah, gimana kita meng-avoid itu, ya berbagai cara tadi, beli PCR (polymerase chain reaction) beli reagen, beli rapid test, dites semua," katanya.

Lebih lanjut, Dedie mengatakan, penguatan protokol tetap harus dilakukan. Bahkan, dia berharap, penegakkan protokol kesehatan untuk mengantisipasi persebaran Covid-19 dapat menjadi gerakan nasional. "Intinya penegakkan protokol Covid-19 konsisten, harus jadi gerakan. Bukan hanya di Bogor tapi di nasional selama vaksin Covid-19 belum ditemukan," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement