REPUBLIKA.CO.ID, PADANG- Karantina Pertanian Padang mencatatkan ada peningkatan permintaan terhadap komoditi sarang burung walet pada semester pertama 2020 ini. Karantina Pertanian Padang telah memberikan sertifikasi terhadap sarang burung walet sebanyak 12,7 ton atau setara dengan Rp 165 miliar.
"Angka ini naik 0,5 ton atau 500 kg jika dibandingkan dengan semester pertama tahun 2019. Ini merupakan lalulintas domestik," kata Kepala Seksi Karantina Hewan Karantina Pertanian Padang, Agus Hasibuan, melalui siaran pers yang diterima Republika, Selasa (30/6).
Agus menyebutkan permintaan pasar terhadap sarang burung walet asal Sumbar tetap tinggi walau seluruh negeri sedang diterpa pandemi virus corona. Pihaknya telah mengeluarkan 211 sertifikat pengeluaran domestik untuk sarang walet sebagai bukti tingginya permintaan.
Tujuan pengiriman sarang walet dari Sumbar ini didominasi oleh Medan, Jakarta, Surabaya dan Semarang. Agus menambahkan di masa kenormalan baru, Karantina Pertanian Padang tetap melakukan prosedur pemeriksaan fisik dan laboratorium terhadap komoditi pertanian yang akan dikirim.
Kepala Karantina Pertanian Padang Eka Darnida Yanto mengatakan mereka sekarang melirik pasar internasional untuk sarang walet. Eka meyakini kualitas sarang walet yang ada di Sumbar sudah punya kualitas ekspor dan mampu bersaing di kancah internasional.
"Target kita adalah mampu mengekspor Sarang Burung Walet ke manca negara, karena permintaan tiap tahun yang luar biasa. Kita harus siap bersaing di kancah internasional," ujar
Eka menyebut Karantina Pertanian Padang akan terus memberikan bimbingan kepada masyarakat yang punya usaha warang walet seperti yang sudah dilakukan selama 3 tahun terakhir. Supaya kualitas sarang walet yang dihasilkan tetap sesuai dengan kehendak pasar.
Eka berharap tingginya permintaan pasar ini memicu semangat para pengusaha burung walet untuk terus mengembangkan usaha, yang nantinya akan berdampak baik kepada perekonomian Sumatera Barat.