REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri, menilai perubahan hanya bisa dilakukan oleh generasi muda atau millenial. Alasannya generasi muda cenderung membawa inovasi dibandingkan generasi yang sudah mapan.
"Perubahan hanya bisa dilakukan oleh kalangan atau generasi muda, karena kemampuan inovasi dan keinginan untuk berubah itu selalu datang. Sementara dari kalangan yang sudah mapan atau established, cenderung untuk mempertahankan posisi kemapanannya," ujar Chatib Basri dalam peluncuran daring Think Policy Society di Jakarta, Ahad (28/6).
Menurut ekonom tersebut, harapan bisa diberikan kepada generasi muda karena mereka datang dengan sesuatu dan inovasi yang baru.
"Saya punya harapan yang besar sekali kepada generasi muda. Saya punya harapan yang besar sekali untuk perusahaan startup dan sebagainya, karena kemungkinan inovasi itu datang dari mereka," katanya.
Chatib menilai ada kecenderungan mereka yang menjadi pemimpin atau leader dari kelompok established akan menjadi pengikut atau follower, karena sulit untuk datang dengan inovasi baru. Apa implikasinya buat generasi muda atau millenial? Kaum atau kelompok yang established akan cenderung untuk tidak berani mengambil risiko, karena dia berupaya mempertahankan reputasinya atas apa yang dia lakukan.
"Dia ikuti saja kecenderungan publik seperti apa, jadi kalau publik bilang begini dia akan ikuti," kata ChatibBasri.
Lebih lanjut, bagi generasi established yang baru memulai harus mengambil dua pilihan, bertindak sebaliknya dengan tidak mengikuti kecenderungan publik. Sehingga kalau tindakannya tepat dia akan menjadi leader tapi kalau gagal maka akan tenggelam.
Sebelumnya di media sosial ramai pembicaraan pro kontra terkait munculnya kalangan muda usia atau millenialyang ditempatkan di sejumlah BUMN. Deputi Sumber Daya Manusia, Teknologi dan Informasi Kementerian BUMN Alex Denni mengatakan Kementerian BUMN memberi kesempatan milenial berkompeten untuk menjabat pada salah satu jajaran direksi (Board of Director)di BUMN.
Denni mengatakan milenial berkompeten akan diberikan kepercayaan dan dukungan yang cukup (sufficient trust and support) untuk memimpin BUMN di Indonesia.
Milenial yang berkompeten itu pun akan dipercaya dan didukung bereksperimen dan melakukan terobosan-terobosan baru. Apalagi Indonesia saat ini sedang mengejar ketertinggalan di bidang talenta sumber daya manusia (SDM).