REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi VIII DPR bidang agama dan sosial, Marwan Dasopang menyayangkan, sikap Unilever yang mendukung Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer (LGBTQ) secara terang-terangan melalui media sosialnya. Marwan menilai, dukungan tersebut telah mencederai masyarakat Indonesia.
"Sangat disayangkan sikap Unilever mendukung LGBT yang seharusnya dipandang sebagai penyimpangan dan mestinya kita bantu untuk kembali normal dalam kehidupan," ujar Marwan melalui pesan singkatnya, Jumat (26/6).
Marwan mengatakan, bila Unilever membentuk badan 'yayasan' menjadi lembaga propaganda mendukung keberadaan dan gerakan LGBT, artinya hal itu telah mencederai nilai budaya dan falsafah hidup masyarakat Indonesia. Apalagi, usaha Unilever sudah lama di Indonesia dan pendapatannya berasal dari masyarakat Indonesia.
"Tentu pendapatan mereka dari Indonesia dipakai juga untuk pembiayaan kampanye LGBT. Itu artinya mereka memaksa Indonesia turut serta membiayai kampanye," ujar Anggota DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut.
Karena itu, dia menilai, sudah sepatutnya masyarakat meminta pertanggungjawaban pihak Unilever Indonesia atas hal tersebut. "Mestinya layak dimintai pertanggungjawaban manager Sancoyo Antarikso soal keterlibatan Indonesia secara tidak langsung untuk kampanye LGBT itu," katanya.
Unilever secara terang-terangan mendukung gerakan lesbian, gay, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ+) lewat akun media sosialnya. "Kami berkomitmen untuk membuat rekan LGBTQ+ bangga karena kami bersama mereka. Karena itu, kami mengambil aksi dengan menandatangani Declaration of Amsterdam untuk memastikan setiap orang memiliki akses secara inklusif ke tempat kerja," kata Unilever.
Unilever juga membuka kesempatan bisnis bagi LGBTQ+ sebagai bagian dari koalisi global. Selain itu, Unilever meminta Stonewall, lembaga amal untuk LGBT, untuk mengaudit kebijakan dan tolok ukur bagaimana Unilever melanjutkan aksi ini.