Jumat 26 Jun 2020 14:50 WIB

Muslim Rohingya di Aceh Sudah Jalani Rapid Test Covid-19

Pengungsi Rohingya di Aceh menjalani tes cepat pada Kamis (25/6) malam.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Kapal nelayan (kiri) mengikat kapal yang ditumpangi pengungsi etnis Rohingya untuk ditarik dari tengah laut menuju pesisir Bayu, Aceh Utara, Aceh, Rabu (24/6/2020). Sebanyak 94 orang pengungsi etnis Rohingya, terdiri dari 15 orang laki-laki, 49 orang perempuan dan 30 orang anak-anak ditemukan terdampar di tengah laut dengan kondisi kapal rusak, sementara sebanyak 15 orang lainnya dilaporkan meninggal di laut selama mereka terdampar di perairan Indonesia hingga ke Aceh.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Kapal nelayan (kiri) mengikat kapal yang ditumpangi pengungsi etnis Rohingya untuk ditarik dari tengah laut menuju pesisir Bayu, Aceh Utara, Aceh, Rabu (24/6/2020). Sebanyak 94 orang pengungsi etnis Rohingya, terdiri dari 15 orang laki-laki, 49 orang perempuan dan 30 orang anak-anak ditemukan terdampar di tengah laut dengan kondisi kapal rusak, sementara sebanyak 15 orang lainnya dilaporkan meninggal di laut selama mereka terdampar di perairan Indonesia hingga ke Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, LHOKSEUMAWE - Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya menyatakan, 94 Muslim etnis Rohingya yang terdampar di Kabupaten Aceh Utara telah menjalani rapid test Covid-19. Rapid test dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona jenis baru penyebab Covid-19 dari pengungsi tersebut.

"Kita lakukan rapid test untuk memastikan bahwa Muslim Rohingya ini terhindar dari tertular Covid-19," katanya di Kota Lhokseumawe, Jumat (26/6).

Baca Juga

Pengungsi Rohingya tersebut menjalani tes cepat pada Kamis (25/6) malam di tempat pengungsiannya. Mereka mengungsu di karantina milik Kantor Imigrasi di Peuntet, Kota Lhokseumawe, setelah dievakuasi dari laut kawasan Pantai Lancok, Kabupaten Aceh Utara.

Suaidi menjelaskan, tes cepat perlu dilakukan mengingat etnis Rohingya merupakan pengungsi internasional. Apabila terdapat pengungsi yang nantinya terpapar Covid-19 maka akan segera diisolasi oleh petugas.

"Kita harapkan semua negatif, kalau ada positif baru kita karantina mandiri mereka di tempat ini juga," katanya.

Suaidi mengatakan, pihaknya akan terus berkoodinasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Pemerintah Aceh Utara dalam upaya pemenuhan logistik untuk para pencari suaka tersebut. Pemerintah juga akan terus melakukan pengamanan dan pengawasan terhadap para pengungsi tersebut bersama TNI/Polri, tim Gugus Tugas Covid-19, dan unsur lainnya.

"Logistik untuk etnis Rohingya akan ditanggung dulu oleh pemerintah yakni Pemerintah Aceh Utara, kita juga akan mendukungnya," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement