REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin menyebutkan pasokan ayam potong berkurang hingga 30 persen sejak bulan Ramadhan lalu. Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Anwar Ziady di Banjarmasin, Kamis (25/6) mengatakan, pasokan ayam potong yang masuk ke Rumah Potong Unggas (RPU) milik pemerintah kota di Basirih, Banjarmasin belum stabil hingga kini.
Menurut dia, sejak harga ayam potong sempat anjlok pada Ramadhan tadi, banyak para pedagang ayam potong di daerah ini yang mengurangi pesanan. Di daerah pemasok juga dikurangi peternakannya. "Demikian itu yang kita dengar dari kelompok pedagang ayam potong di daerah kita, hingga sampai sekarang tidak stabil," tuturnya.
Anwar Ziady mengatakan, jika stabil seperti biasannya, pasokan ayam potong di Banjarmasin yang terdata di RPU, karena semua harus masuk dulu ke sana, setiap harinya mencapai 30 ribu ekor. Para pedagang pun, ungkap dia, tidak terlalu berani menyetok terlalu banyak. Hal itu lantaran saat ini masih pandemi Covid-19, karena sebagian rumah makan dan lainnya belum normal beroperasi.
"Jadi stok ayam potong setiap harinya di masa pandemi ini diperkirakan mencukupi saja. Namun kenapa harganya di pasaran menjadi cukup tinggi dari biasa, kita tidak tahu juga," ujarnya.
Pihaknya hanya menjaga stok atau distribusi ayam potong tetap terus ada, termasuk memastikan kesehatannya hingga aman dikonsumsi. Dari penuturan salah seorang ibu rumah tangga di Banjarmasin, Noryani, harga ayam potong per ekornya saat ini berkisar Rp 45 ribu.
"Ayamnya kecil itu, padahal kalau sebelumnya hanya sekitar Rp 33 ribu ayamnya yang agak besar, bahkan saat Ramadhan lalu di bawah lagi," tuturnya.
Tidak hanya daging ayam, katanya, harga telor ayam pun saat ini juga naik signifikan, yakni, sekitar Rp 27 ribu per kilogram. Padahal kalau biasa hanya Rp 23 ribu per kilogram.